Make Up [stage 3, 21+]

3.2K 176 8
                                    

Jantung Namjoon berdetak tak menentu selama menunggu jawaban Seokjin. Ia mulai kehilangan harapan saat Seokjin tak menunjukkan reaksi apapun pada wajahnya. Namjoon menggigit bibir dan mengeraskan rahangnya.

"Kurasa aku sudah tahu jawabannya. Terima kasih untuk waktunya. Maaf mengganggumu, Jinseok."

Hoseok dan anak-anak mengeluhkan kekecewaan mereka saat melihat Namjoon menurunkan balon di tangannya dan memberinya ke salah satu anak. Ia berbalik dan melepaskan tulisan yang ia pasang sebelumnya. Hatinya terluka karena semua perhatian dan tindakannya tidak cukup menggerakkan hati Seokjin.

Namjoon meninggalkan bangsal Matahari tanpa menoleh ke belakang, mengakibatkan kasak-kusuk di sekeliling Seokjin.

"Dr.Jin?" panggil salah satu anak.

"I-iya?"

"Ahjussi itu suami Dr.Jin?"

"Bukan." Seokjin tersenyum sedih.

"Ahjussi itu sangat tampan. Kalau aku sudah besar, ahjussi itu untukku saja ya."

Seokjin tertawa miris mendengarnya lalu menangkup wajahnya menyembunyikan air mata yang mendadak turun.

"Kau bodoh sekali, Jin," tegur Hoseok.

"Aku tahu."

"Kau tahu lelaki seperti Dr.Kim Namjoon sangat tinggi harga dirinya. Dia membuang itu hanya untukmu."

"Aku tahu." Seokjin menghapus air mata di pipinya.

"Kalau tahu, kenapa masih di sini?"

"Kau benar, Hobi. Terima kasih."

Seokjin berlari ke luar dan menuruni tangga darurat karena menunggu lift terlalu lama. Ia terus berlari menuju tempat Namjoon biasa memarkir mobilnya dan melihat lelaki tersebut hendak menutup pintu mobil.

"Kim Namjoon!"

Gerakan Namjoon terhenti. Ia melihat ke arah Seokjin yang berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

"Jinseok, hati-hati! Kau bisa jatuh!"

Teriakan Namjoon tak digubris Seokjin yang langsung menabrakkan tubuhnya pada tubuh kokoh Namjoon.

"Namjoon-ah, jangan tinggalkan aku. Aku benar-benar bodoh. Aku bilang bahwa kau perlu melupakanku padahal aku ingin kau terus mengingatku. Aku menjauhimu ketika yang paling kuinginkan adalah berada di dekatmu. Aku pergi meskipun hatiku menyuruhku tinggal. Dan aku menyakitimu karena itu semua."

Namjoon mengeratkan pelukannya di tubuh Seokjin dan mencium bagian samping kepalanya.

"Maafkan aku, Namjoon-ah. Aku jahat."

"Hei hei jangan bilang begitu." Namjoon melepaskan pelukannya dan memandang wajah merah Seokjin. "Jinseok, aku mencintaimu."

"Aku mencintaimu juga, Namjoon."

Namjoon menunduk dan memagut bibir Seokjin lembut. Seokjin membalasnya dengan ciuman yang menuntut. Jemarinya terbenam di rambut Namjoon dan menariknya pelan saat bibir serta lidah Namjoon menyapa denyutan di lehernya.

"Emm...ngghh...."

"Baby, kita akan bercinta sambil berdiri di sini kalau kau terus mengeluarkan suara-suara itu."

"Mungkin memang itu yang aku mau?" goda Seokjin.

"Kau setan penggoda."

Namjoon mencium bibir Seokjin penuh nafsu lalu turun ke bahu lebarnya dan menggigitnya sementara tangannya meremas pelan pinggul Seokjin.

Namjoon's ProposalWhere stories live. Discover now