Verse 2: Oh God [21+]

3.7K 200 27
                                    

Darah Seokjin berdesir berkat pengakuan Namjoon yang menginginkan dirinya. Jauh di lubuk hatinya, Seokjin merasakan hal serupa. Namun, ini pertama kalinya Seokjin membiarkan seseorang menyentuhnya seperti yang Namjoon lakukan. Ia tak punya pengalaman apapun. Bagaimana jika ia mengecewakan Namjoon?

"Apa yang kau pikirkan, hm?" tanya Namjoon sambil mengusap alis Seokjin yang berkerut.

"Aku belum pernah melakukannya."

Namjoon sudah mampu menebaknya sejak tadi tetapi tak mempermasalahkannya. "Lalu?"

"Ehm...aku nggak tahu harus apa."

Namjoon mengelus puncak kepala Seokjin lalu mencium keningnya.

"Jika kau juga menginginkannya, kau cukup percaya aku. Aku akan membimbingmu." Namjoon tersenyum tulus. "Aku tidak akan memaksa jika kau tidak mau."

"Aku...mau. Tapi malu...." Seokjin menundukkan kepala.

"Tidak apa-apa. Kau boleh memejamkan mata kalau mau. Walaupun aku lebih suka menatap mata indahmu."

Seokjin menimbang-nimbang di dalam kepalanya dan mengangguk pelan. "Oke. Ayo terus."

"As you wish, Baby Boy."

Namjoon bangkit lalu melepaskan kemeja serta jeans yang ia kenakan dan menyisakan boxer yang menjadi satu-satunya penutup tubuh kekarnya.

"Kenapa nggak dibuka semua?"

Namjoon tersenyum menanggapi. "Nanti, Sayang. Kita pemanasan dulu."

Namjoon kembali melumat bibir ranum Seokjin yang disambut Seokjin dengan suka cita. Mengulangi semua yang ia lakukan sebelumnya, Namjoon mengarahkan bibirnya menjelajahi bagian atas tubuh Seokjin hingga perutnya yang sedikit berotot. Namjoon menciumi paha bagian dalam tanpa menyentuh penis Seokjin dengan sengaja.

"Ah...Namjoon...sekarang."

"Sabar, Sayang." Namjoon menghiraukan permintaan Seokjin dan melanjutkan permainan lidahnya di bagian betis lalu berpindah ke kaki yang lain. Ia menyesap kuat hingga warna merah tercetak kontras di kulit putih Seokjin.

Namjoon mengamati hasil karyanya dan tersenyum puas. Ia mengalihkan tatapan ke wajah Seokjin yang memerah sampai ke bagian leher. Namjoon menumpukan tubuhnya pada siku agar dapat menyejajarkan wajahnya dengan Seokjin.

"Kamu sangat cantik, Kim Seokjin."

Memberanikan diri, Seokjin menyentuh rambut dan pipi Namjoon. Ia lalu menurunkan wajah pria tersebut dan menyatukan bibir mereka. Ciuman yang dimulai dengan cara yang sangat manis dan lembut perlahan meningkat. Namjoon menyentuh bibir Seokjin dengan bibirnya dan saat bibir Seokjin terbuka, ia melesakkan masuk lidahnya. Perlahan, erangan Namjoon pun ikut memenuhi ruangan.

Tanpa memutuskan ciumannya, Namjoon melucuti satu-satunya penutup tubuhnya. Ia dengan sengaja menyenggol penis Seokjin dengan miliknya hanya demi mendengar erangan Seokjin.

"Namjoon, please...."

"Sebentar, Sayang. Supaya kamu tidak kesakitan."

Seokjin merengek. Ia kesal karena tak ingin menunggu lagi. Ia benar-benar menginginkan Namjoon di dalamnya sekarang.

"Hisap ini."

Seokjin memasukkan telunjuk dan jari tengah Namjoon ke dalam mulutnya dan mengulumnya. Beberapa detik kemudian, ia merasakan salah satu jari Namjoon memasukinya. Sedikit tidak nyaman bagi Seokjin pada awalnya. Namun demikian, setelah Namjoon membuat gerakan keluar masuk, Seokjin mulai merasakan kenikmatan.

"Engghh...." Seokjin merasakan kehangatan mulut Namjoon di penisnya. Pria tersebut memanjakan penis Seokjin dengan sangat lihai. "Namjoon...aku mau keluar."

Namjoon mempercepat gerakannya. Ia menghisap kencang penis Seokjin dan menahannya sebentar bagian kepala penis sebelum mengeluarkannya dengan bunyi 'pop' yang nyaring.

"Aah! Oh God!" Seokjin berteriak tepat saat kenikmatan dari mulut Namjoon membuatnya menembakkan sperma ke udara. Seokjin tersengal namun perasaan luar biasa menyelimutinya.

Namjoon menatap Seokjin penuh kekaguman. Dua jarinya yang berada di dalam lubang anal Seokjin terus bergerak tanpa henti untuk mempersiapkan Seokjin.

"Sudah siap, Sayang?"

"Engh...."

Namjoon menciumi paha bagian dalam hingga ujung jari kaki Seokjin dengan lembut sebelum meletakkan kedua kaki lelaki tersebut di bahunya.

"Aku tidak akan berhenti, Sayang. Siapkan dirimu."

Namjoon mengarahkan penisnya ke permukaan lubang Seokjin dan memanfaatkan cairan pelumas alaminya untuk melancarkan aksinya. Ia menatap Seokjin yang mulai memejamkan mata dan mengerutkan alis menahan sakit saat Namjoon perlahan maju menerobos pertahanan Seokjin. Ia terkejut Seokjin sama sekali tak berteriak walaupun wajahnya mengguratkan rasa sakit.

Saat dirinya tertanam sepenuhnya di dalam Seokjin, Namjoon menurunkan kaki Seokjin dan menurunkan tubuhnya. Ia mengelus rambut Seokjin dan mengusap air mata yang menetes.

"Sakit sekali?"

Seokjin menggigit bibirnya dan mengangguk pelan. Masih dengan mata tertutup.

"Lihat aku, Sayang." Seokjin membuka matanya. "Kamu hebat. Kamu bisa menahannya." Ia mengecup kening, kedua mata, hidung, bibir, serta dagu Seokjin. "Aku janji, setelah ini semuanya akan menyenangkan. Oke?"

"O-oke."

- Bersambung -

Namjoon's ProposalWhere stories live. Discover now