Drama

2.3K 220 20
                                    

Pada Hari Senin pagi, Seokjin melangkah melewati koridor menuju ruangannya. Ia bertegur sapa seperti biasa dengan orang-orang yang dijumpainya.

"Selamat pagi, Dr.Kim Seokjin." Seorang wanita yang tak ia kenal tersenyum ke arahnya.

"Selamat pagi," balas Seokjin.

"Anda pasti tidak mengenal saya. Saya Im Jinah, putri Dr.Im Jaebum." Ia memperkenalkan diri dengan penuh kepercayaan diri.

"Oh begitu. Nona ada perlu dengan saya?"

"Saya hanya ingin memperkenalkan diri. Saya Kepala Bagian Keuangan yang baru mulai hari ini."

"Selamat kalau begitu. Saya permisi, Nona Im."

Seokjin melanjutkan langkahnya. Ia tak merasa perlu berbasa-basi dengan staf baru yang kebetulan merupakan putri Direktur Rumah Sakit.

"Kim Seokjin!"

Seokjin menoleh saat mendengar namanya dipanggil.

"Selamat pagi. Kau kelihatan cantik hari ini."

Seokjin mendengus mendengarnya. "Selamat pagi. Kau kelihatan tidak bisa merayu, Kim Namjoon."

"Hei, setidaknya aku mencoba."

"Ya ya ya."

Namjoon mengikuti Seokjin dan membuatnya heran.

"Ruanganmu di atas. Kenapa ke sini?"

"Ingin memastikan kau sampai dengan selamat."

Seokjin memutar bola matanya. "Pergilah, Kim Namjoon."

"Baiklah. Aku akan mengunjungimu lagi pada jam makan siang. Sampai nanti." Namjoon memberikan senyuman singkat yang menampilkan lesung pipinya.

---

Beberapa hari ke depan, Namjoon selalu menyempatkan diri menemui Seokjin pada pagi, siang, dan sore. Tampaknya ia benar-benar ingin membuktikan ucapannya. Namun, bagi Seokjin, Namjoon menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Namjoon yang ia tahu adalah sosok yang dingin dan tak banyak menunjukkan perasaannya.

"Jadi, kau ingin aku seperti dulu padamu. Baiklah. Aku akan menjauhimu sedikit kalau itu yang kau mau, Kim Seokjin."

Seokjin bingung sendiri setelahnya sebab Namjoon tak lagi di dekatnya pagi, siang, dan sore. Ia bahkan bersikap seolah-olah tak mengenal Seokjin jika mereka kebetulan berpapasan.

"Kenapa, Jin?" tanya Hoseok saat keduanya makan siang bersama di kafetaria rumah sakit. "Kamu mau hancurin botol air itu?" Hoseok menunjuk ke arah botol air mineral di tangan Seokjin yang sudah dirematnya sejak tadi.

"Tidak apa-apa. Aku tiba-tiba merasa kesal."

Hoseok mengikuti arah pandangan Seokjin. Mulutnya membentuk huruf O saat mengetahui bahwa Seokjin mengamati Dr.Kim Namjoon yang makan siang dengan Dr.Moon Byulyi.

"Jin, makanlah dulu. Atau kau mau bergabung dengan mereka?"

"Hell no!" Seokjin tak sadar bahwa ia menaikkan volume suaranya hingga semua orang memperhatikannya. Termasuk Namjoon dan Moonbyul. Seokjin menutupi wajahnya yang memerah. Ia tak mengerti dirinya sendiri saat ini.

"Hobi, aku kembali ke ruanganku ya. Sampai nanti."

Seokjin meninggalkan kafetaria dengan kepala tertunduk dan langkah super cepat. Ia tak tahu bahwa Namjoon memperhatikannya dengan seulas senyum tipis sementara Moonbyul menatapnya sarat akan rasa tak suka.

---

"Ayolah, Hyung. Temani aku. Aku akan bingung kalau cuma sendiri." Jungkook sedang merayu Seokjin untuk menemaninya ke acara makan siang bersama Jimin dan adiknya yang berulang tahun kesepuluh.

Namjoon's ProposalWhere stories live. Discover now