11: Menjadi dewasa

3K 293 19
                                    

Ada yang rindu? Lama yaa? Mianhe :)



"Jadi kita bisa menyepakati pertunangan ini kan?"

Fxxk!

Leta benar benar ingin mengumpati Bara dan Bapaknya sepuasnya.
Meraka seenaknya meminta pertunangan antara Leta dan Bara. Leta serasa dijebak.
Leta tau ini adalah ide dari Ayah Bara karena jelas sekali terlihat dari wajah Bara yang nampak kecut.

Sebenarnya bukan hanya Bara yang berwajah kecut, Leta juga bahkan Kieran. Entah dirasuki apa, Ayah dan Mommynya menyetujui pertunangan ini.

Ayolah, Leta masih anak kelas 10 dan sekarang, dan Leta juga sudah tidak menyukai Bara seantusias dulu.

Apalagi, semenjak ada anak perempuan yang dibawa oleh ayahnya, Mood Leta semakin berantakan. Bah, Si Jena Jena itu bahkan kentara sekali memandang Bara dengan tatapan memuja seolah orang menyukai.

Bara yang jelas hanya memanfaatkan Leta demi perusahaan Ayahnya, Ayahnya Bara yang ingin memepertahankan perusahaannya dititik aman, Orang tuanya yang ingin ada seseorang yang bisa menjaga Leta selain Kieran. Benar benar perpaduan yang pas sekali... Leta hanya bisa tertawa miris.

Tangan Leta ditarik paksa oleh Bara setelah selesai berdiskusi. Leta dibawa menuju taman belakang Restoran tempat mereka berbincang.

"Apaan?" Tanya Leta malas. Ia sungguh malas meladeni tingkah Bara yang sepertinya sudah bisa ditebak.

Persetan dengan Baranya yang dulu. Mungkin, kesempatan itu sudah tidak ada lagi.

"Lo udah paham kan apa yang harus lo lakuin? Seenggaknya jangan nyusahin gue dengan tingkah kekanakan lo! Jangan pernah nganggep gue tunangan lo kalo di sekolah !..." Bara mencengkram bahu Leta dengan kencang hingga Leta meringis.

"Terserah lo! Gue udah capek, Bar!" Dengan sekuat tenaga Leta melepaskan cengkraman Bara dan pergi meninggalkan Bara yang mematung sendirian di Taman belakang.

Ah, Bukan sendirian sepertinya.

Lebih tepatnya, dengan Kieran yang menguping dibalik tembok dengan tangan yang mengepal erat.

****

"Ayah, Mommy mau temenin aku tidur nggak? Aku nggak bisa tidur sendiri!..."

Dengan wajah yang memelas tapi cukup membuat Leta amat muak, Perempuan seumurannya yang ayahnya bawa, kalo tidak salah namanya Jena, kini merengek didepan Leta tepat sesaat setelah mereka tiba dirumah.

"Boleh!..." Orion langsung menyetujui tanpa pikir panjang membuat Leta melongo. Bahkan mommynya tersenyum tipis.
Bukankah Mommy membenci anak manja yang menyusahkan?

Leta saja tidak pernah meminta ditemani tidur kepada ayah dan Mommynya, kenapa cewek itu manja sekali?

Entah mengapa, segala tingkah Jena membuat Leta jengkel. Katakanlah, Leta cemburu, karena memang mungkin itu yang terjadi sekarang.

Mommynya memberi tahu agar Leta terbiasa dengan tingkah Jena karena ia sudah kehilangan Orang tuanya sejak kecil dan mungkin haus akan kasih sayang orang tua, Tapi Leta sungguh tidak bisa menerima hal ini.

Apa salah Leta membenci cewek itu?

"Ck, Tidur sendiri elah, manja banget!.." gerutu Leta pelan. Tapi cukup untuk didengan Jena karena ia langsung cemberut setelahnya.

Jena bahkan kembali merengek dengan tingkah memelas yang menjengkelkan
"Kalo Leta nggak bolehin nggak papa deh Jena tidur sendiri!..."

Leta membelalakan matanya. Sedikit terkejut dengan tingkah Blak blakan Jena padahal ia baru satu hari berada dirumah ini.
Dan yah, jelas sekali! Leta langsung mendapat tatapan tajam dari Ayah dan Mommynya.

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang