29: Terlalu menyakiti

2.6K 257 75
                                    



Selamat membaca :)

Pokoknya nggak mau lanjut sebelum komment penuh :)
(Bo'ongannya tuh...)
Author pengen nyoba gantungin cerita, hihihihi....


This is triple Kill :(





Bugh...

Kieran terhuyung saat tiba tiba saja kepalan tangan Reyhan meninjunya dengan kuat.

Tanpa membiarkan Kieran berbicara sedikitpun, Reyhan terus meninju Kieran tanpa henti. Seperti De javu, Kieran tidak bisa melakukan apapun. Ia hanya pasrah.

Hingga setelah beberapa lamanya, Reyhan menghentikan pukulannya. Kepalan tangannya dipenuhi darah dari wajah Kieran yang sudah lebam. Bahkan hampir tak dikenali saking berantakannya.

"Uhuk...."

Kieran memuntahkan darah dari mulutnya. Menyeka bibirnya yang pecah kemudian menatap Reyhan yang memandang Kieran dengan tatapan marah.

"Kali ini apa lagi?" Tanya Kieran dengan nada lelah. Matanya mulai menyendu bersamaan dengan ia yang mulai menyandarkan tubuhnya di tembok.

"Lo tadi bilang apa?" Reyhan balik bertanya dingin.

Mata Kieran menyipit. Tanda ia tidak mengerti satupun kalimat yang diucapkan oleh Reyhan.

"Maksud Lo?"

"Jangan pura pura nggak tau!..." Reyhan malah menjawabnya dengan sengit. Menyilangkan kedua tangannya dan menatap Kieran dengan tajam, memastikan sesuatu.

"Apaan? Seenggaknya kalo nggak bisa ngomong bener, ngomong dengan jelas! Gue nggak ngerti apapun yang lo omongin!" Kali ini Kieran balas menjawab dengan sengit. Di tekan berkali kali pun, Kieran akan menjawab dengan hal yang sama.

"Leta keluar dari rumah sambil nangis! Gue nggak tau kenapa dia nangis karena dia bahkan memghindari gue! Di rumah ini cuman ada lo, berarti Lo kan yang buat Leta nangis!..." ujar Reyhan yang akhirnya mengalah dan menjelaskan.

Tubuh Kieran membatu seketika. Matanya membulat bersamaan dengan lidahnya yang Kelu saat ia mulai menyadari sesuatu.

Apa...

Leta mendengar teriakannya?

Apa Leta mendengar pengakuannya?

Shit!

Bukannya menjawab pertanyaan berulang Reyhan yang kini Kieran mengerti, Kieran malah meninjukan kepalan tangannya ke tembok.

Dengan segera, ia mencoba berdiri meskipun seluruh badannya rasanya remuk.

Tapi saat Kieran memaksakan diri untuk berdiri dan berlari mengejar Leta yang entah bisa ia pikirkan nanti kemana, Tubuh Kieran kembali terhuyung.

Bahkan ia tidak bisa berjalan selangkah pun,

Bukan hanya itu,
Karena sedetik kemudian, Kieran merasa pandangannya mengabur.

Ia kehilangan kesadarannya disaat yang penting.

****

"Lo sinting! Gila! Sialan! Brengsek!..."

Semua kalimat umpatan Sheila layangkan pada Aurell yang berdiri angkuh di koridor rumah sakit. Berdiri dengan wajah tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Lo bener bener orang yang nggak punya hati!..."

"Apa karena lo nggak suka orang itu, lo bisa berbuat seenaknya aja? LO PIKIR LO TUHAN BISA BERBUAT SEMAU LO?" Teriakan Sheila terdengar menggema dengan lantang.
Meneriaki Aurell yang bahkan tak bergeming sedikit pun.

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang