50: Cukup, Berhenti sampai disini!

2.1K 225 30
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Comeback :)







"Ma,"

"Berhenti sampai sini, Ma!"

Pandangan Sheila yang kosong memandang halaman mansion Prayuda. Ia sedang duduk di teras berdampingan dengan Mamanya.

Raya refleks menoleh, kebingungan dengan perkataan Sheila.

"Berhenti sampai disini bertingkah egois dan bodoh!" Ujar Sheila lirih setelah menghela napas panjang. Raya tersentak dan memandang Sheila dengan kerutan jelas di dahinya. Maksudnya apa?

"Kita sebagai ibu pasti menjadi seseorang yang egois untuk melindungi seorang anak yang kita lahirkan dengan susah payah!"

"Kita sebagai ibu pasti menjadi orang yang keras kepala demi anak kita! Sheila paham banget dengan hal ini, Ma! Karena kita juga sama," Sheila kini menoleh, menatap dalam mata Mamanya yang jernih.

"Kita sama-sama egois untuk anak-anak kita!"

Raya mulai tertegun saat paham dengan ucapan Sheila. Memandang wajah sendu anak bungsunya membuat Raya menahan perasaan sedih yang mulai mengumpul di hatinya.

"Sheila paham kenapa Mama minta Sheila buat jauhin Aurell! Sheila paham kenapa Mama sampai sekeras kepala itu buat jauhin Kak Dion sama Aurell! Tapi, Ma... Sekarang Sheila belajar satu hal yang Sheila mau bagi ke Mama. Yakni, apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut anak kita, Ma!" Tandas Sheila yang menjadikan Raya ikut menyendu.

"Stop membenci Aurell dengan semua pemikiran buruk yang bersarang di otak Mama! Karena Sheila amat paham, yang bakal tersakiti disini bukan Aurell, tapi Mama sendiri," Sheila menyimpulkan perkataannya.

Sejauh ini, Raya masih terdiam atau lebih tepatnya tidak bisa berkata apa-apa. Raya menghembuskan napas perlahan dan meremas jemarinya dengan cemas.

Benar,
yang paling tersakiti disini adalah Raya.

Ia adalah seorang Ibu yang memproritaskan anak-anaknya. Lebih dari apapun.
Ia hanya ingin semua yang terbaik bagi anak-anaknya!

Ia menjadi orang keras kepala, egois, dan bodoh demi melindungi anak-anaknya! Semua ibu pasti melakukan yang terbaik, bukan?

Raya hanya ingin kehidupan anak-anaknya berjalan dengan baik melebihi kehidupannya sendiri.

Coba kalian bayangkan kalau berada di posisi Raya,

Apa kalian ingin anak-anak kalian hanya sekedar berdekatan dengan seorang pembunuh berdarah dingin? Apa kalian tidak was-was dan takut jika berada di posisi Raya?

Raya takut!

Ia amat takut dan was-was! Setiap paginya, harap-harap cemas semoga anaknya hidup dengan nyaman dan tenang! Semoga anaknya masih hidup setidaknya hingga Raya sendiri wafat! Semoga anaknya tidak terluka sedikit pun!

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang