34: Ada kehidupan yang harus dilindungi

2.3K 269 35
                                    




"Jangan menyakiti orang yang tidak bersalah!"
Aurellia Zakeysha

DoubleUp buat malming :)
Mana suaranya?





Dimana ini?

Kenapa semuanya gelap? Apa Leta tidak bisa melihat? Atau kamar ini tengah mati lampu?

"Ibu..."

Suara anak kecil membuat Leta terperangah. Ia sontak terkejut bahkan menutup mulutnya yang hendak memekik.

"Siapa?" Leta memberanikan diri untuk bertanya. Entah pada siapa karena sekelilingnya gelap membuat Leta hanya bisa menerka nerka.

"Ibu, ini aku!..." lagi lagi sebuah suara anak kecil membuat Leta tersentak.

Apa maksudnya ini? Ibu? Apa Leta sedang bermimpi?

"Siapa?" Leta lagi lagi mengulangi pertanyaannya. Suara anak kecil yang menyahut Leta kini menangis. Leta semakin mengernyitkan dahi.

Tapi ada yang lebih aneh lagi, Saat anak kecil itu mulai menangis, Leta merasakan dadanya sesak seakan ditekan dengan kencang. Tenggorokannya bahkan tercekat seperti dicekik oleh sesuatu yang bahkan Leta tidak  bisa lihat.

"Shh.. shh... Please... shh... berhenti nangis!.." Leta mencoba menghentikan suara tangis anak kecil itu sebisa mungkin.

Sesaat kemudian suara tangisan itu berhenti diganti dengan tawa riang. Sesuatu yang mencekik Leta menghilang bersamaan dengan tangisan anak kecil itu.

Leta semakin mengernyit heran. Ada rasa takut mengingat ditempat gelap ini hanya ada dia seorang dan anak kecil itu.

"Aku sayang, ibu!" Suara anak kecil itu kembali terdengar. Anehnya, air mata Leta tiba tiba merembes keluar. Leta sendiri bahkan terkejut dan menyeka pipinya yang basah. Apa ini? Mengapa bisa tiba tiba ia menangis seperti ini?

"Ibu harus sayang aku!..."

Leta terus terusan menyeka air matanya yang semakin menderas tanpa bisa berhenti. Seperti ada yang mengambil alih fungsi tubuhnya.

Leta hanya bisa menghela napas dan kembali terkejut saat ada tangan anak kecil memggenggam dirinya. Belum sempat Leta berbicara, ia merasa tubuhnya terguncang.

Leta tersentak dan membuka mata. Ia mendapati Bumi yang menatapnya dengan khawatir. Setelah menormalkan napasnya yang ngos ngosan seolah dikejar sesuatu, Leta mengusap pipinya.

Benar saja, Pipinya terasa basah. Artinya Leta benar benar menangis.

"Kamu bikin kakak kaget Let! Tiba tiba aja kamu nangis padahal kamu lagi tidur dan ngerengek entah apa! Kamu bikin kakak Khawatir!..." Bumi menerjang Leta yang masih bingung dengan pelukannya.

Matanya beralih menatap jam yang menunjukan pukul 6 pagi. Ia kembali berfikir dan akhirnya menyimpulkan satu hal.

Bahwa yang tadi ia alami ternyata benar Mimpi.

Fokus Leta langsung terganggu saat ia mencium bau Parfum Bumi yang sudah rapih dengan seragamnya. Baunya entah mengapa membuat Leta mual.

Dengan tak enak, Leta melepaskan paksa pelukan Bumi membuat Bumi terkejut. Tapi sebelum Bumi sempat berbicara, Leta terlebih dahulu berlari menuju kamar mandi.

Ia memuntahkan seluruh isi perutnya, meskipun yang kelaurnya hanya cairan putih bening.

"Huekk..."

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang