36: Lebih Kuat

2.2K 264 45
                                    

"Tidak ada yang salah atas dasar Mencintai.
Faktanya, Kita tidak tau dimana dan pada siapa Cinta akan jatuh"

Amaryllis

.

.

.

.

Malam ini bulan bersinar dengan indah begitu pula dengan pendaran bintang. Menghiasi malam selayaknya permata.

Leta menghela napas panjang kemudian tersenyum tipis. Ia memperhatikan bintang yang bersinar dengan cantik.
Apakah Bara nya menjadi salah satu bintang disana?

Munafik kalau Leta bilang ia tidak merindukan Bara! Apalagi sekarang, Leta sedang dalam posisi Paling Emosional.
Meskipun perlahan perasaannya semakin memudar seiringan dengan waktu, Baranya masih terlukis Jelas dalam pikiran Leta.

Ah, Iya juga amat merindukan keluarganya. Mommy yang Serampangan, Ayah yang kalem juga Kieran yang dewasa.
Suasana rumah yang teramat mengasyikan sebelum terjadinya insiden berturut turut ini.

Leta mengusap perut ratanya dan tertawa kecil. Ia sedikit menyeka pelupuk matanya yang mengeluarkan setetes air mata.

Memang benar, Masalah apapun akan terasa ringan jika kita menerimanya!

Cukup menerima dan menjalaninya, tak perlu marah apalagi menyalahkan takdir dan Tuhan yang mengaturnya. Sejatinya, apabila Tuhan memberikan kita sebuah masalah, Bukankah Tuhan juga memberikan kita penyelesaiannya?

Leta mengerti sekarang. Semakin banyak masalah yang ia hadapi, maka semakin dewasa ia. Ah, ternyata Tuhan memang sebaik ini pada ia yang padahal terkadang Lalai.

Leta beranjak dari bingkai jendela menuju Meja belajar. Akhir akhir ini, kesibukannya mulai berantakan. Biasanya ia begadang untuk mengerjakan soal soal, belakangan ini ia malah tertidur lebih awal.

Mungkin karena hormon ibu hamil yang mudah Lelah.

Ia mengambil sebuah pena dan membuka binder yang berisi coretan coretan Leta. Entah itu kumpulan rumus atau Sekedar kata kata kecil sebagai penghiburan saat ia penat.

Biarkan Burung terbang menyampaikan pesan dari Aku yang berkata "Aku mencintaimu..."

Jemari Leta mulai menari nari di atas kertas putih. Jangan tanya Bakat dari mana Leta dalam merangkai kata, karena kemungkinan besar dari Ayahnya.

Aku semakin terkubur dalam kenangan.
Mungkin lambat laun akan terlupakan.

Penderitaan ini, biar waktu yang mengobati.
Bahkan aku dan kamu kini selayaknya orang asing.

Besi yang sudah bengkok sulit untuk kembali lurus.
Namun, Bisakah keadaan ini kembali seperti saat aku dan kamu masih saling mencinta?

Uh, Leta benar benar jadi dramatis. Ia terkekeh pelan melihat tulisannya sendiri dan mengakhirnya dengan membubuhkan tanggal juga tanda tangan kecil.

Kemudian, Leta membaringkan dirinya di kasur. Ia menatap langit langit sembari berbisik pelan dengan tekad yang kuat.

"Apapun yang terjadi, Mama akan berusaha kuat demi kamu, Nak!..."

****

"Leta... Minjem PR lo dong!..."

Suara cempeng Aura lagi lagi mengganggu pendengaran Leta yang kini sedang menatap ponsel dengan serius.
Leta sedang streaming Drama Korea.
Memang ya, tak ada lagi yang lebih baik dibanding menonton Drakor pagi pagi sebagai Mood booster.

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang