39: Definisi Keluarga

2.5K 296 35
                                    


Siap untuk kembali menangis?

"Tapi kalau arti Keluarga di antaranya adalah orang yang akan memaafkan sebesar apapun kesalahan itu, Maka kita mungkin pantas disebut Keluarga!"

Shaleta Amaryllis Prayuda















Leta mencoba membuka matanya yang terasa berat. Ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melalui korneanya.

Langit langit ini tidak terasa terlalu asing.

Setelah berfikir sejenak, sebuah suara menyapa pendengaran Leta membuat Leta tersentak.

"Let, udah bangun?"

Mengapa orang ini ada disini?

Bukannya ini dokter kandungan teman Mama Aurell yang pernah memeriksa Leta?

Ah, sesaat kemudian Leta tersadar. Kalau yang ia tempati adalah ruangan dokter kandungan itu.

Leta mencoba bangkit dari tidurnya dibantu Dokter kandungan yang bernama Fani itu.
Dokter Fani tersenyum tipis dan membantu Leta untuk menyandarkan tubuhnya ke tembok.

"Kandungan Kamu ini masih lemah Loh! Harusnya kamu hati hati dan nggak melakukan aktifitas yang melelahkan!" Nasihat Dokter Fani. Leta hanya terkekeh pelan.

Tapi kemudian, Leta tersentak saat menyadari sesuatu. "Siapa yang bawa aku kesini, dok?"

Dokter Fani melirik sekilas tanda memberi arahan agar pandangan Leta mengikuti arah lirikannya.

Leta sontak menutup mulut saking terkejutnya saat melihat seorang laki laki berwajah sendu sedang duduk di Kursi didepan meja dokter Fani.

Kieran, Laki laki yang membawa Leta masih menundukkan wajahnya meskipun ia sadar bahwa Leta sudah bangun dari pingsannya.

"Dokter liat dia kebingungan bawa kamu di lobi rumah sakit dan  langsung dokter samperin. Katanya dia kakak kamu, Right?" Tanya Dokter Fani dengan senyum simpul.

Leta hanya terdiam persis seperti Kieran. Saling menundukan kepala tanpa ada satu pun yang mau berbicara.

Kieran yang masih mencerna setiap kejadian dan Leta yang teramat terkejut karena rahasianya terbongkar dengan mudah.
Dokter Fani hanya menghela napas. Ia tau bahwa tidak mudah memberitahukan hal ini kepada keluarga sendiri.

Ia mendekati Kieran dan meremas bahunya pelan. "Kamu bawa Leta pulang dan bicarakan baik baik dengan keluarga kamu!"

Kieran mulai mengangkat wajahnya dan menatap wajah Dokter Fani dengan mata berkaca kaca.
"Bukan cuman Kamu yang kaget! Leta juga apalagi sekarang Leta yang membawa beban terbesar! Saat ini, Leta butuh dukungan semua orang!..."

Kieran menghela napas mendengar perkataan dokter kandungan di depannya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Leta yang masih menundukan wajah dan berjalan mendekat.

Kieran menggenggam erat pergelangan tangan Leta dan berkata lirih
"Ayo kita pulang!..."

****

Suara keras tangisan Sheila memenuhi ruangan keluarga tempat Leta dan Kieran duduk juga Orion dengan ekpsresi masing masing yang tak mudah tertebak.

"Maafin Mommy, nak..." suara lirih Sheila sungguh menusuk hati Leta.
Jujur saja, ia sungguh tak tega melihat Mommynya kini mengemis permintaan maafnya.

Bukan hanya Sheila, karena Orion selanjutnya ikut menangis bahkan bersimpuh di hadapan Leta, anak bungsunya

"Maafin Ayah!... Maafin ayah yang seharusnya bisa ngelindungin kamu!..."

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang