57: Mimpi atau sekedar angan?

2.1K 232 28
                                    



Absen dulu sini, siapa yang suka Kpop?
Bias kalian siapa?











Bumi duduk di meja belajarnya sembari memainkan bolpoin. Tumpukan buku untuk membantunya belajar ia anggurkan seperti biasanya. Ah, selalu saja...
Pikiran Bumi dipenuhi oleh banyak hal.

Dulu saat Bumi masih kecil, ia ingin sekali cepat menjadi dewasa. Namun kini, setelah ia bertumbuh sedemikian rupa, Bumi malah ingin kembali menjadi anak kecil yang tidak usah repot-repot memikirkan banyak hal.

Apa yang harus ia lakukan di masa depan?

Bagaimana cara menghasilkan uang?

Bagimana cara bertahan hidup dengan baik?

Bagaimana cara menjalani setiap masalah dan menjadi kuat?

Sulit,
Di umur ke tujuh belas tahunnya ini, kehidupan seolah-olah tak membiarkannya berhenti dari masalah sejenak. Tak membiarkannya untuk sekedar bernafas.

Ia menghela napas. Rumahnya mungkin sudah lepas dari kesedihan. Papa dan Mamanya bahkan sudah beraktifitas seperti biasanya semenjak kematian Raya. Bumi juga sudan mengikhlaskan.

Mamanya tak membiarkan siapapun yang berada di rumah ini berlarut dalam kesedihan. Toh, setiap orang pasti akan mati.

Yang jadi pikirannya kali ini masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Memimpikan sesuatu itu ternyata sesulit itu.
Keluarganya memang bukan keluarga miskin yang harus berjuang mati-matian masuk dunia universitas. Ia bahkan memiliki koneksi besar dari Papa maupun Mamanya.

Bukan itu yang jadi masalahnya,

Masalah kali ini adalah Tekad Bumi yang perlahan memudar. Ah, Bumi seperti anak kecil yang mudah mengubah pemikirannya dalam hitungan detik.

Bumi ingin menjadi psikolog anak,

Bumi ingin menolong banyak anak kecil yang terluka,

Tapi mengapa jalannya begitu sulit? Bagaimana bisa Kieran mengerjakan setumpuk soal seperti yang berada di depannya tanpa mengeluh?
Bumi sendiri hendak muntah saking banyaknya mengerjakan soal-soal sulit untuk memperjuangkan nilai kelulusannya.

Tekad kuatnya diruntuhkan oleh kesemangatan yang memudar.

Beri tahu Bumi, bagaimana caranya agar meraih Mimpi tanpa berusaha keras?

Aih, membicarakannya saja sudah terlalu tidak masuk akal.

Kriett,

Kamar Bumi dibuka dengan amat perlahan untuk membuat suara sepelan mungkin. Namun Bumi tetap menoleh dan tersenyum manis melihat senyum Mamanya menyapa Bumi saat melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar.

"Lagi apa sayang?"

Suara lembut sang Mama dibalas cepat dengan Bumi. "Lagi diem aja, ah... sambil mikir Ma!"

Aurell terkekeh kecil mendengar Bumi yan sedang berfikir. Tumben sekali,
Ia mendekat dan mengusap rambut hitam legam Bumi kemudian duduk di kasur dan menghadap Bumi yang sedang duduk di kursi belajarnya.

"Mikir apa? Kok keliatannya rumit banget?"

"Ma, ada enggak sih cara buat meraih mimpi tanpa berusaha?" Bumi menyeletuk kecil. Kalimat ia ia katakan sontak membuat tawa Aurell berderai.

Setelah menyelesaikan tawanya, Aurell tersenyum kecil dan menggeleng.
"Enggak ada! Enggak ada satupun keinginan yang dapat dicapai tanpa usaha,"

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang