60: Happen Ending

4.6K 292 103
                                    

This is Majimak Chapter
-The Last Chapter-

Tidak ada satu pun yang salah atas apa yang digariskan Tuhan.
Bukannya pilihan Tuhan seribu kali jauh lebih baik dibanding pilihan kita?

Amaryllis

Kieran membuka matanya saat jam menunjukan pukul sebelas malam. Ia mengucek matanya yang memerah karena terpaksa bangun dari tidurnya. Tenggorokannya terasa kering membuat Kieran mau tak mau bangun dari tidur untuk beberapa tegukan air putih.

Ia melangkah dengan gontai menuju lantai bawah tepatnya dapur. Tapi langlahnya berhenti begitu saja saat melewati kamar Leta. Kamar yang pintunya kini, terbuka.

Dahi Kieran berkerut penasaran. Tumben sekali kamar Leta terbuka seperti ini. Biasanya akhir-akhir ini selalu tertutup dengan rapat.

Jemari Kieran mendorong kenop pintu kamar adiknya perlahan. Rakut membangunkan Leta yang mungkin tengah tidur di dalamnya.

Namun, apa yang Kieran lihat sontak membuat rasa kantuknya sepenuhnya sirna.
Ah, jujur saja melihat sesuatu mungkin lebih baik dibanding tidak melihat apapun di saat ini.

Kieran sama sekali tidak melihat Leta di dalamnya!

Kemana Leta pergi bahkan selarut ini?

Persetan dengan tenggorokannya yang kering. Kieran langsung berbalik arah dengan cepat dan memasuki kamarnya lagi. Mencari telepon dan berharap bahwa Leta mengangkatnya.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif
Mohon untuk mencoba beberapa saat lagi.

Sial!

Kenapa ponsel Leta tidak aktif?

Kieran membanting ponselnya di kasur dan bergegas menuju lantai bawah. Membuka dengan kasar kamar yang ditempati kedua orang tuanya. Dan membangunkan dengan brutal Mommy juga Ayahnya tanpa peduli mereka berdua akan marah.

"Stop Kieran!"

Suara serak Sheila langsung menghentikan gerakan tangan Kieran. Jelas sekali itu sangat mengganggu Sheila dan Orion yang tengah tertidur pulas.

Sheila terbangun begitupun dengan Orion. Mereka berdua menatap Anak sulungnya dengan mata yang masih agak terpejam.

"Mom, Leta mana?" Tanya Kieran langsung. Napasnya memburu menandakan tak sabar menunggu jawaban Sheila.

Sheila mengusap wajahnya kebas. Ia melirik Kieran dengan mata yang menyipit dan menjawab kecil.
"Di kamarnya!"

"Shit," Kieran langsung mengumpat. Mata Orion terbuka lebar mendengar seruan kasar Kieran.

"Kalo Kieran lihat Leta ada di kamar, Kieran enggak mungkin sepanik ini, Mom!" Seru Kieran.

Leta menyibak selimutnya dengan cepat dan bergegas menuju kamar sang anak bungsu. Matanya membulat saat melihat kamar Leta masih rapih seperti belum diisi semenjak dibersihkan tadi pagi.

Orion dan Kieran juga membuntuti Sheila dengan cepat. Tentunya ikut panik saat memasuki kamar Leta yang kosong.

"Ponselmya aktif enggak, Kier?" Tanya Sheila cepat. Kieran menggeleng.

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang