17: Para Mama

2.7K 311 48
                                    

Happy reading :)



"Sekarang, jelasin ke Mommy jawaban dari pertanyaan Jena!"

Tangan Leta dicengkram kencang dan ditarik menjauhi kamar rawat Bumi menuju tempat yang lebih luas untuk berbincang.

Semua tatapan dari keluarganya seakan mengulit Leta hidup hidup. Ayahnya berkali kali menghela napas, Kieran yang menatap tajam Leta sama seperti Mommy. Dan Jena...

Ugh, bisakah Leta tidak usah mendeskripsikan bagaimana raut wajah Jena sekarang!

Pokoknya wajahnya so pasti bikin Leta muak!

"Itu mom, Leta jalan ditengah Jalan perum! Kan sepi, jadi Leta pikir nggak bakalan ada Mobil besar Lewat!" Jawab Leta dengan suara pelan. Ia menunduk menghindari tatapan Mommynya.

Sheila menghembuskan napas dan menepuk bahu Leta perlahan "Sekarang kamu minta maaf!.."

"Minta maaf sama tante Aurell, Bumi sama Om Dion! Kamu tau kan kalo mommy benci orang yang nggak bertanggung jawab?" Sheila berkata dengan lelah dan mendahului semuanya untuk kembali berjalan ke kamar rawat Bumi yang kangsung diekori oleh Jena.

Orion ikut menepuk pelan bahu Leta kemudian mengikuti Sheila.

Kini tinggak tersisa Kieran dan Leta yang masih menunduk. Kieran perlahan memeluk Leta dan semakin lama, pelukan itu semakin mengerat.

"Semangat! Kaka tau kamu juga Syok, tapi disini yang jadi korbannya Bumi! Jadi, kamu bisa minta maaf kan? Jangan lupa juga bilang makasih sama Bumi karena udah nyelamatin kamu!"

Leta melepaskan pelukan Kieran dan mengangguk kecil kemudian berjalan bersisian dengan Kieran untuk ikut masuk kedalam kamar rawat Bumi.

Kamar Bumi yang tadinya ramai oleh suara isakan kini legang saat Kaki Leta melangkah masuk kembali.

Terlihat Orang tuanya dan Jena yang duduk disofa pojok juga Bumi yang tengah tertidur dan diselimuti oleh Aurell.

Sheila memberikan kode lewat mata kepada Leta agar segera berbicara pada Aurell. Sebenarnya Leta ingin sekali memelototi Mommynya karena tidak sabaran. Toh, Akhirnya Leta pasti minta maaf, kan!

Leta berdiri disamping Aurell dan mulai menyentuh pelan lengan Aurell yang sedamg sibuk membenarkan selimut.

Aurell refleks menoleh dan tersenyum tipis mendapati Leta yang mendekatinya dengan  takut takut. Menilik ekspresi Sheila dipojokan, sepertinya Aurell tau hal yang dilakukan Leta ini pasti dipaksa sepenuhnya atau setidaknya separuhnya oleh Sheila.

"Tante... aku mau minta maaf!.." gumam Leta kecil. Sejujurnya ia sedang gemetar sekarang.

"Kenapa?" Suara Aurell bahkan terdengar menakutkan ditelinga Leta. Padahal memang suara itu suara yang seperti biasa Aurell berbincang dengan Leta.

"Anu, kak Bumi... eum, Kak Bumi kecelakaan gara gara aku!.." Ujar Leta perlahan juga dengan suara kecil seperti mencicit.

Tapi tidak disangka, bukannya marah atau menampar Leta, Aurell malah kembali tersenyum. Tangan Aurell bahkan terjulur dan mengacak poni Leta
"orang kecelakaan kan nggak ada yang tau!.."

"Mungkin, ini udah takdirnya Bumi, jadi jangan ngerasa bersalah yaa, sayang!..."

Leta memajukan dirinya satu langkah dan melingkarkan tangannya pada tubuh ramping Aurell. Tanda bahwa Leta tersentuh.

Bahkan keluarga sendiri menekan Leta atas hal ini tanpa menyadari bahwa selain Bumi, disini Leta juga korban!

Apa karena Leta sehat wal afiyat setelah insiden itu maka Leta langsung ditumpahi segudang kesalahan?

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang