37: Kebencian, Penghinaan dan Kesombongan

2.5K 310 25
                                    

"Pelan tapi pasti,
Bukannya seperti itu cara takdir bekerja?"

Aurellia Zakeysha



Ready?







"ini perumahan aku kak, Perumahan Indah Sari!  Eum, Kakak mau cari siapa yaa?"

Suara Aura mengintrupsi saat mobil mewah Aurell sudah sampai di gerbang perumahan.
Aurell tersenyum tipis dan menoleh,
"Ah, kalau udah nyampe Perumnya sih, Kakak Familiar! Cuman jalan kesininya aja masih sedikit bingung! Ngomong ngomong, diaman rumah kamu? Biar Kak anterin sekalian sampai depan rumah!..."

"Ah, kalo gitu Makasih Kak, duh ngerepotin jadinya!" Aura terkekeh kemudian menunjukan jalan menuju rumahnya. Sedangkan Aurell menyeringai tipis.

Sesampainya di sebuah rumah sederhana dengan gerbang putih, Aura berseru kecil untuk menghentikan laju mobil Aurell.

"Ini kak, Rumah aku!"

"Makasih ya, udah mau nebengin! Duh, maaf ngerepotin!" Lanjutnya

Aurell hanya tertawa kecil "nggak masalah!.."
Kemudian mengambil sebuah paperbag di kursi belakang dan menyerahkannya pada Aura.

Dahi Aura berlipat heran. "Apa ini?"

"Ini, buat kamu!..." Aurell berkata kecil dan kembali menyalakan mobil yang sebelumnya berhenti untuk menurunkan Aura.

Setelah menyerahkan paperbag dan menyalakan mobil, Aurell meninggalkan Aura didepan rumahnya yang dipenuhi pertanyaan, terlalu bingung mengapa Kakak kakak yang baru pertama kali ia temui memberikannya sesuatu.

Aura membuka paperbag itu dan semakin kebingungan.

Bunga Lily Orange,

Apa artinya ini?

****

"Ah, sebenernya kalo bukan gara gara ada hal penting yang harus gue kasih tau, Gue males banget ketemu sama elo!..."

Setelah 'mengantar' Aura ke rumahnya, mobil Aurell kembali melaju ke suatu tempat.
Kai ini sebuah Kafe yang biasa ia datangi untuk menemui seseorang.

Orang didepannya hanya menundukan kepalanya, membuat Aurell tidak bisa melihat raut wajah apa yang disembunyikan oleh orang tersebut.

Namun dari gerak geriknya, Aurell amat memahami kalau orang didepannya sedang tidak nyaman.

"Ini masalah Leta!.."

Mendengar sepatah kata dari Aurell, orang itu langsung mengangkat wajahnya, terkejut. Raut ingin tau langsung menggantikan ekspresi yang sedari tadi ia sembunyikan.

"Shei..." Aurell memanggil nama orang didepannya dengan serius.

"Gue bener bener nggak nuntut permintaan maaf lo atas semua perkataan Menyakitkan yang lo ucapkan! Gue bener bener mau kita kayak biasanya! Meskipun hubungan kita sulit buat kembali lagi kayak dulu!" Jelas Aurell. Ia mengambil minuman di depannya dan menyeruput pelan.

"Lagian, Gue juga nggak mau minta maaf!" Jawab Sheila singkat yang sontak membuat Aurell tersedak.

"Anjing lo!" Aurell mengumpat pelan dan mencari tisu dari tas selempangnya

Sheila hanya terkekeh dan menyerahkan tisu miliknya yang sudah berada dimeja.
Dengan kasar, Aurell mengambilnya dan mengelap bibirnya.

"Gue nggak ada niatan buat minta maaf sama lo! Lo tau gue!" Ujar Sheila ringan. Aurell hanya melongo dibuatnya.
Setelah berdehem, Aurell kembali melanjutkan ucapannya.

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang