32: Seutas benang Merah

2.4K 292 16
                                    



"Mungkin bukan siapa-siapa!
Tak ada seorang pun yang berhak disalahkan atas takdir buruk"

Amaryllis

Ready?

.

.

.

.

.



"Leta... berhenti sebentar!..."

Tangan  Leta ditarik dengan kencang oleh seseorang yang membuat Leta amat jengkel.
Sayangnya, Leta tidak punya tenaga untuk menepis lengah kokoh yang sudah mengunci pergelangan tangannya.

Mau tak mau Leta berbalik dan menatap seseorang didepannya dengan tatapan jengkel.

"Apaan?"

"Lo denger?" Laki laki di depannya memasang raut wajah bersalah. Berkata sepelan mungkin dan menghembuskan napas resah.

"Lo pikir, KAK?" Leta sengaja mengeraskan panggilannya. Menyadarkan kembali status mereka yang merupakan Kakak dan Adik.

"Gue pikir lo denger semuanya sampe lo semarah ini! Please maafin gue, Let!..." Kieran berkata dengan penuh sesal.

"Gara gara lo, gue jadi disuruh keluar rumah kan? Gara gara lo, gue jadi ditimpa kesialan berulang kali! Lo mikir pake otak kak, Permintaan maaf lo nggak berguna sama sekali!..." sanggah Leta emosi.

Kieran sedikit bingung. Pasalnya, apa mungkin Leta semarah ini hanya karena di suruh keluar dari rumah sementara?

Atau Leta terlalu marah mendengar perkataan Kieran yang mungkin terdengar tak masuk akal di otak Leta?

"Gue... beneran minta maaf, Let!..." ujar Kieran mengulangi perkataannya lagi.

Leta terkekeh sinis. Ia memasang wajah datar dan menatap Kieran dengan mata marah yang penuh dendam.

Kalau saja Kieran tidak melewati batas!

Kalau saja Kieran tidak mencintai Leta selayaknya laki laki dan perempuan!

Kalau saja Kieran sedikit waras!

Mungkin semua kesialan ini tidak terjadi pada Leta! Apa Leta salah kalau ia teramat membenci Kieran kali ini?

"Lo hapus semua pemikiran nggak masuk akal tentang gue! Kita ini kakak Adik, kak! Bahkan kandung! Dan hal itu nggak akan berubah sampe kapan pun! Please bertingkah rasional kayak lo yang biasanya!..." suara Leta mulai meninggi. Meskipun begitu, lalu lalang orang yang melewati mereka berdua tak ada seorang pun yang sepertinya memperhatikan mereka.

"Ada satu hal yang akan buat gue mempertimbangin permintaan maaf lo!..."

Tapi pada Akhirnya, bukankah prioritas yang seharusnya, Leta menutupi semua hal yang menjadi mimpi buruknya dengan rapat?
Mau tak mau, Leta harus memanfaatkan ini untuk menjadikan Kieran sebagai Pacar Aura.
Karena ini satu satunya jalan agar Leta selamat.

"Anything! Apapun itu! Gue bakal lakuin asal lo mau maafin gue!..." sesal Kieran sungguh sungguh. Bahkan ia langsung menyambar perkataan Leta tanpa memikirkan apapun yang akan Leta katakan.

"Lo harus jadian sama Aura! Kalau selama satu minggu ini lo nggak jadian sama Aura maka jangan harap gue maafin lo, Kak Kier!..."

Mata Kieran melebar perlahan.

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang