35: Alasan yang Wajar untuk Membenci

2.2K 296 36
                                    


"Roda kehidupan itu selalu berputar, jangan anggap kalau kebahagiaan tak akan menghampiri kamu walau sekejap!"

Amaryllis



Ready?




"Jadi, Leta harus gimana ma?"

Leta bersandar di bahu Aurell yang sedang mengelus perutnya yang masih rata setibanya mereka di rumah. Setelah menenangkan diri dari kekhawatiran tanpa ujung, Leta akhirnya bertanya pada Aurell.

"Kamu maunya gimana?" Aurell membalikkan pertanyaan dan menatap Leta lekat.

"Kali ini Mama kasih sepenuhnya keputusan sana Kamu! Mama nggak bakal ganggu apapun keputusan Kamu! Kalo kamu mau gugurin anak ini, Mama turutin! Kalaupun kamu mau mertahanin anak ini, tentu Mama pasti bantu!" Aurell mengembalikan keputusan terhadap Leta.

Leta sekarang harus bisa mengambil keputusan. Ia yang beranjak dewasa harus bisa berfikir panjang dan memikirkannya dari berbagai sisi.

Leta menatap raut wajah Aurell dengan mata berkaca kaca. Mungkin karena Hormon ibu hamil, ia merasa diri nya sendiri terlalu emosional.

Entah apa yang akan dikatakan oleh Mommynya jika sekarang yang berasa diposisi Mama Aurell adalah Mommy Sheila.
Tapi Leta yakin seratus persen, Kalau Mommynya pasti marah dan tidak terima.

"Leta...."

"Mau jadi sekuat Mama Aurell, biar bisa ngelindungin anak ini!..." Ujar Leta pelan tapi sontak membuat Aurell tersenyum tipis.

Leta menunduk dan menatap perutnya dengan menahan air mata yang hendak keluar. Benar! Anak ini tidak bersalah!

Mana mungkin Leta tega membunuh seorang anak yang dititipkan Tuhan dalam rahimnya?

"Leta mau jadi orang kuat biar bisa dibanggain sama anak Leta kelak kayak Mama Aurell!..." Leta perlahan kembali mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis.

Aurell tertawa kecil. Ia mengusap rambut hitam legam Leta dengan sayang dan melayangkan kedipan mata, menggoda.
"Tentu sayang! Mama pasti dukung semua keputusan dan tindakan kamu!..."

Leta tertawa kecil dan mengusap pelupuk matanya. Rasanya begitu menyenangkan saat ada satu orang yang selalu berada disisi kita tanpa peduli apapun.

Mungkin, banyak orang yang tak seberuntung Leta karena mendapatkan Orang yang selalu mendukung Leta. Ah, Leta jadi bersyukur.

"Gimana caranya bisa jadi sekuat Mama Aurell?" Tanya Leta setelah sesaat sebelumnya melamun.

Aurell kembali menyunggingkan senyumnya dan menjawil hidung Leta.
"Kamu yakin mau sekuat Mama?"

Leta mengangguk yakin dengan antusias. Matanya yang tadi berlinang Air mata digantikan dengan mata berbinar. Seolah mendapat sebatang permen Lollipop.
Moodnya berubah dengan cepat.

"Jangan biarkan ada seseorang yang berani menindas kamu! Siapapun itu! Sisanya... kamu bisa serahkan sama Mama!"

****

Pikiran Kieran mendadak kosong setelah ia melihat Video yang berada dalam galeri Aura. Untungnya, Kieran masih sadar untuk menghapus Video itu hingga memastikan bahwa di dalam ponsel Aura tak ada Video itu lagi.

Tapi bukannya tak ada jaminan kalau kalau Aura menggandakan Video dan menyimpannya dalam tempat Lain. Argh.... Kieran gelisah sekaligus marah!

Bukan terhadap Leta, melainkan pada dirinya sendiri!

Ia lalai dalam menjaga adik satu satunya. Harusnya sedari awal ia fokus untuk menjaga adiknya hingga tidak terjadi hal seperti itu.

Amaryllis (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang