PROLOG

396 28 1
                                    

Suara tembakan terdengar memekakkan telinga dari dalam hutan. Burung-burung yang bertengger di pepohonan segera meninggalkan tempat mereka bernaung. Bahaya! Itu lah yang mereka rasakan. Angin senja yang dingin kian menusuk badan kurus yang saat ini langkahnya tengah terseok dan nafasnya yang memburu. Jantungnya berdegup semakin kencang setiap ia sesekali menengok ke belakang untuk melihat sejauh mana ia berlari. Kakinya kini telah penuh dengan goresan luka di sana-sini. Berlari tanpa alas kaki membuat ranting dan bebatuan yang ia injak menorehkan luka tanpa ampun. Tapi rasa sakit itu ia abaikan, ketakutannya saat ini lebih besar daripada rasa sakit di kakinya. Langkahnya melambat ketika ia tak lagi melihat sosok orang yang mengejarnya. Kali ini dia mencoba mengatur nafasnya sambil melihat sekeliling untuk mencari tahu dimana ia sebenarnya. Namun sayang, tak banyak petunjuk yang didapatkan kecuali fakta bahwa dia berada di dalam hutan dan matahari sebentar lagi tenggelam. Lelaki itu memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya, kemeja putih kebesaran dan celana pendek yang ia kenakan saat ini bukanlah pertanda baik untuknya.

"Sial! Dingin sekali." ujarnya dengan mulut yang mulai bergemeletuk. Namun rasa dingin yang dia rasakan kini menghilang digantikan rasa takut yang tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhnya.

Krek... krek... terdengar suara ranting patah yang terinjak dari arah ia berlari tadi. Sepertinya orang yang mengejarnya tadi sudah dekat. Dia hanya bisa diam dan bersembunyi di balik batang pohon. Berharap orang itu tak menemukannya sambil sesekali mengintip untuk memastikan keberadaanya aman. Hanya saja sepertinya keadaan tak terlalu berpihak kepadanya. Orang itu tiba-tiba saja hilang dari pandangannya dan sedetik kemudian telah berada di belakangnya, membekap wajahnya hingga ia tak sadarkan diri. 

SUNNY X PODD AU : Running OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang