[[FLASH BACK - START]] KHAOTUNG POV
PERPUSTAKAAN KOTA
Khao sedang memantik pemantiknya saat lelaki berbadan kekar masuk ke dalam ruangan merokok dan juga mulai mengeluarkan pak rokok dari kantongnya. Ketika dia mulai menikmati rasa pahit yang baru saja dihisap, ia melihat lelaki itu memberinya tanda untuk meminjamkan pemantik kepadanya.
"Ini..." ujar Khao sambil memberikan pemantiknya kepada lelaki itu dan di balas dengan senyuman yang dapat menghipnotis siapa pun yang melihatnya.
Mereka menghabiskan batang demi batang rokok dalam diam, hingga akhirnya Khao menyulut batang rokok ketiga nya yang secara tidak terduga diambil begitu saja oleh lelaki itu dan kemudian ia hisap dalam-dalam.
"Hmmm, not bad..." katanya sambil menghembuskan asapnya ke wajah Khao membuat Khao terbatuk-batuk. Lalu ia menghisap rokok itu hingga tersisa separuh dan mematikan rokok itu di tempat sampah.
"Hei, itu masih sisa setengah..." protes Khao terhenti oleh dia yang dengan seenaknya mengacak rambut Khao lalu tersenyum jahil dan pergi meninggalkan Khao.
"What the... " Khao mengumpat pada dirinya sendiri ia merasa bertemu dengan orang yang super aneh.
Khao akhirnya memutuskan untuk menyudahi kegiatan merokoknya dan kembali ke dalam perpustakaan. Hal pertama yang ia lihat adalah sosok lelaki tadi yang sedang menggoda lelaki lain.
"Cih, predator..." Khao yang merasa jijik melihat pemandangan itu segera meninggalkan perpustakaan.
###
PAINTING CLASS
Kali ini Khao bangun kesiangan, dan kelas menggambar yang ia ambil telah dimulai dari setengah jam yang lalu. Berdiri di depan pintu dengan rambut yang acak-acakan membuat ia semakin tampak mencolok ketika sang guru menoleh ke arah pintu.
"Kau yang terlambat di sana, segera masuk!" ujar guru itu menyuruhnya masuk. Khao segera masuk dan mencari tempat untuk menata peralatan melukisnya. Ia melihat model yang ada di hadapannya, sebuah mangkuk dengan beberapa buah tersusun di dalamnya. Setelah melihat itu Khao mulai mengeluarkan kertas sketsanya, pensil serta penghapus. "Wait! Dimana penghapus gue!?" gumam Khao dalam hati menahan diri untuk tidak kelihatan panik. Hingga akhirnya seseorang di sampingnya menjulurkan tangan dengan sebuah penghapus yang ditaruh pada easel milik Khao. "ah terima ka..." kata-kata Khao terhenti ketika ia melihat orang yang duduk di sampingnya. Orang itu hanya tersenyum kemudian kembali terfokus pada lukisannya.
"Heol! PREDATOR NGAPAIN DISINI!???" saat ini di dalam otak Khao sudah menjerit-jerit panik melihat predator yang mencuri rokoknya. Khao mengerjapkan matanya berusaha mengembalikan kesadarannya dan kemudian kembali objek lukisannya.
Saat itu Khao yang polos belum mengetahui bahwa bukan hanya rokoknya saja yang telah lelaki itu curi tetapi hati dan masa depannya juga akan direnggut olehnya.
###
SUNFLOWERART
Kali ini baik Khao dan Lelaki itu sudah cukup dekat dan mengenal satu sama lain. Dia mengajak Khao ke workshopnya yang cukup jauh dari hiruk pikuk kota. Tempat yang tenang itu memiliki aura yang sangat nyaman mengingat bangunan yang memiliki jendela yang besar dan banyak itu di cat dengan warna kuning pastel dan dipadukan dengan warna midnight blue serta off white sebagai warna kusen jendela dan pintu yang saat ini tengah dibuka olehnya sambil mempersilahkan Khao untuk masuk ke dalam.
Saat masuk kedalam mata Khao langsung tertuju pada rancangan interior yang membuatnya terpukau. Lukisan yang menggantung sangat menyilaukan bagi Khao, kebanyakan dari lukisan itu adalah lukisan mahal yang hanya bisa didapatkan melalui lelang. Kini Khao melihat nya menggantung manja di dinding workshop miliknya.
"Banyak sekali lukisan yang kau miliki Phi."
"Hmmm, ya aku hanya senang mengoleksi mereka sebagai sumber referensi." ujar lelaki itu sambil membawa dua gelas teh hangat dan menaruhnya di atas meja.
"Duduklah sini, apa lehermu tidak pegal?" tanyanya kemudian, sambil menepuk sofa yang ia duduki agar Khao ikut duduk bersamanya.
"Jadi sebenarnya Phi seorang pelukis?"
"Nope"
"Lalu?"
"Hobi, aku hanya melukis untuk menyibukan diri."
"Dari?"
"Waktu senggang..."
"Haha, apa Phi tidak bekerja?"
"Haha, tentu saja."
"Lalu apa pekerjaan Phi sesungguhnya?" kali ini rasa penasaran akan sosok lelaki yang berada di hadapannya muncul di benak Khao.
"Kenapa kau sangat ingin tahu?" tanyanya kemudian, yang saat ini tangannya telah membelai manja wajah Khao dengan jemarinya. Khao yang berjengit dengan sentuhan itu segera bergeser untuk memberi jarak dengannya.
"What? Are you scared?"
"Tidak, tapi aku bukan orang yang Phi pikir."
"Benarkah?" suaranya merendah badannya mulai mendekat kepada Khao yang segera mengulurkan tangannya untuk mencegah lelaki itu mendekatinya.
"Phi.. stop it." pinta Khao.
Tapi bukannya berhenti dia malah meraih tangan Khao dan mulai menciumnya sedikit demi sedikit. Khao berusaha menghempaskannya tapi tarikan tangan kekar itu lebih kuat dari Khao hingga akhirnya tubuh Khao tertarik kedalam pelukannya.
"Bukankah kau ingin tahu?" kali ini dia bertanya dengan suara yang pelan dan menatap mata Khao dengan sangat intens. "Don't worry I won't hurt you, cause I like you." ujarnya kemudian.
"Phi suka sama Khao?"
"Yes" jawabnya yang kali ini telah mencium telinga dan leher Khao.
"No, Phi. Please, no. Phi STOP!" teriak Khao pada akhirnya ketika ciumannya semakin intens dan membuat basah telinga dan tengkuknya. Tapi dia hanya berhenti sejenak sambil mengamati Khao setelah melihat Khao mulai tenang, dia melanjutkan kegiatannya menjilati telinga Khao dan akhirnya mengecup pelan bibir Khao yang sedari tadi memintanya untuk berhenti.
Khao terkejut, tubuhnya yang menjadi kaku memberikan banyak kesempatan kepadanya untuk menciumi bibir Khao lebih dalam lagi. Kini tak hanya bibir dan lidahnya yang bekerja tetapi juga tangan kekarnya telah menelusuri tubuh Khao dengan berusaha melepaskan kemeja yang lelaki kecil itu kenakan.
Beberapa saat kemudian dia telah berada diatas tubuh mungil yang telah larut dalam sentuhannya. Bagai hewan buas yang lapar, Dia menjilati dada Khao tanpa ampun hingga meninggalkan banyak bercak merah pada kulit putih porselen milik Khao. Tak hanya itu Dia juga dengan agresif menjelajahi bagian sensitif milik Khao dengan tubuhnya hingga Khao kehilangan akal.
"Phi, too... too deep" jerit Khao kemudian.
Mendengar itu dia hanya menyunggingkan senyumnya dan tidak mengurangi tenaganya sedikitpun. Ia memilih untuk menghujam Khao semakin dalam membuat Khao menjerit semakin keras.
Itu adalah kali pertama Khao bersetubuh dengan seorang pria, dan pria pertama yang melakukan itu padanya adalah sosok yang dia kira awalnya hanya mencuri rokoknya hingga akhirnya ia mengetahui bahwa bukan rokok yang diinginkan oleh pria itu, melainkan dirinya.
[[FLASH BACK - END]]

KAMU SEDANG MEMBACA
SUNNY X PODD AU : Running Out
FanfictionThis is an Alternate Universe story of Podd x Khao, which including Gawin, Luke, Earth, Joss, Gun, Bright, Thanat, Tawan... And other cast who will appear following the story. Disclaimer! BXB AU 18+++ Sexual assault, kidnapping, and other gore conte...