SUNFLOWER HOUSE
Suara jerit tak henti-hentinya terdengar dari dalam ruangan. Memecah belah ketenangan pagi ini, dia menjerit hingga suaranya parau tak peduli sesakit apa tenggorokannya saat ini. Teriakan putus asa yang terdengar, membuat siapapun yang mendengarnya bahkan tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk menolongnya. Hal ini selalu saja terjadi ketika seseorang menginjakkan kakinya di rumah itu. Ruangan berwarna kuning pastel itu, kini telah kehilangan cahaya kehangatan yang selalu hadir bagi siapapun yang datang. Pilu yang menderu, adalah hal yang kini hanya dapat dirasakan mereka yang berkunjung. Seolah rasa sakit itu kini telah menyebar hingga ke dalam tulang beton rumah dengan taman matahari kecil yang ada di depan pelataran.
Kali ini seorang lelaki berbadan besar dengan jaket hitam dan celana jins yang juga berwarna hitam duduk di ruang keluarga rumah itu sambil sesekali mendengar teriakan dari si pemilik rumah yang berada di dalam kamarnya. Tak lama kemudian seorang lelaki manis keluar dari dapur, sambil membawa nampan berisi dua cangkir teh dan menyajikannya kepada tamu yang baru saja datang tanpa memberikan senyum sedikit pun. Walau dibilang tidak sopan, tetapi ia tetap memberikan tatapan dingin kepada tamunya. Seolah berharap agar lelaki yang ada di hadapannya ini segera pergi dari rumah ini.
"Bukankah sudah satu tahun?" tanya tamu itu.
"Iya."
"Sepertinya tak ada kemajuan sama sekali."
"Begitukah?" tanya lelaki manis itu dengan ekspresi datarnya.
"Thanat? Sampai kapan kamu akan bersikap dingin kepadaku?"
Thanat hanya terdiam tidak menjawab.
"Aku juga teman dari Tay..."
"Teman Tay?!" suara Thanat meninggi dengan sinis, ketika memotong perkataan yang orang itu lontarkan. Podd yang melihat sikap sinis Thanat kemudian bungkam tidak melanjutkan lagi pembelaan yang selalu dia lakukan selama ini.
"You know Podd, maybe I didn't know anything about you personally. But, as a professional psychiatrist, I am not a fool. Maybe, I didn't know what you did, and what Tay tried to hide from me but, aku yakin pasti ada orang yang tahu apa yang sebenarnya terjadi."
Mata Thanat menyalak, kata demi kata terlontar dengan nada sedikit mengancam dari mulutnya. Ia sudah tidak peduli lagi siapa yang ada di hadapannya. Rasa putus asa beberapa kali menghampiri Thanat, setiap kali kondisi Tay menjadi semakin memburuk ketika Podd mengunjunginya.
Ini adalah kunjungan pertama setelah Thanat melarang Podd untuk berkunjung sembilan bulan yang lalu, dan seperti yang keduanya ketahui kunjungannya tetap bukanlah hal yang baik bagi Tay Tawan.Thanat tidak tahu apa yang terjadi kepada Tay dan Podd satu tahun yang lalu. Tapi satu hal yang ia tahu pasti, apapun yang terjadi saat itu telah membuat Tay kini menjadi seseorang yang berbeda dan selalu merasa ketakutan setiap kali ia melihat temannya - Podd datang berkunjung.
Kini sosok yang membuat Tay ketakutan telah berada di hadapannya. Namun, tetap saja ia bungkam seribu bahasa dan bersikap seolah tidak bersalah. Thanat tersenyum miring sembari menatap Podd. Hal gila sejenak terlintas di benaknya dan tentunya bukanlah sesuatu yang pantas dipikirkan oleh seorang profesional psikiater seperti Lee Thanat.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUNNY X PODD AU : Running Out
FanficThis is an Alternate Universe story of Podd x Khao, which including Gawin, Luke, Earth, Joss, Gun, Bright, Thanat, Tawan... And other cast who will appear following the story. Disclaimer! BXB AU 18+++ Sexual assault, kidnapping, and other gore conte...