31

1.1K 122 11
                                    

"inget pesen mas tadi" Kata Mas Hyungwon

"Iya iya, mas"

"Yaudah. Mas sama Mbak Seulgi pulang dulu"

"Kamu di sini baik-baik ya, Lin. Semoga cepet baikan" kata Mbak Seulgi dengan senyum manisnya.

"Iya, mbak. Makasih ya udah jaga Kenzo. Mbak Seulgi hati-hati juga"

"Iya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Gue nutup pintu apartemen. Setelah itu, gue duduk di sofa sama Kenzo. Kenzo lagi asik main boneka dinosaurus yang baru aja dibeliin sama Mbak Seulgi.

Gue menatap Kenzo. Nggak seharusnya gue marah nggak jelas kemaren. Kenzo nengok ke gue dan goyang-goyangin bonekanya ke gue. Gue senyum.

"Bonekanya baru ya. Habis dibeliin sama aunty. Seneng ya?"

Kenzo ketawa setelahnya. Gue mindahin Kenzo ke pangkuan gue.

"Kenn. Maafin Buna ya? Buna salah. Masa kemaren Buna nyuekin kamu. Mesti kamu bete kan?"

Kenzo cemberut gitu. Bibirnya dimajuin dan pipinya yang gembul sampe tumpeh tumpeh. Huhu gemes banget.

"Maaf ya. Buna janji nggak akan ngulangin lagi"

Kenzo senyum lucu banget huhu. Gue peluk dan cium gembulnya. Setelah itu, gue ajak Kenzo jalan keliling apartemen.

🌼🌼🌼

Gue lagi di balkon kamar sama Kenzo yang lagi otw tidur di bahu gue. Gue puk-puk punggungnya. Gue duduk di kursi yang ada disitu, pegel juga berdiri terus.

Gue deg-degan nunggu Mas Yunho pulang, masih agak takut juga. Lama banget gue natap lurus pemandangan dari balkon dengan Kenzo yang udah menjelajahi alam mimpinya, sampai...



"Dek"

"ALLAH" gue kaget asem. Untung Kenzo nggak kebangun.

Mas Yunho juga ikutan kaget.

"Barusan pulang?" Tanya gue

"Iya. Aku masuk nggak ada jawaban, kukira kamu keluar"

"Mau teh anget? Atau kopi?" Tawar gue. Buat ngilangin kecanggungan gue juga.

"Kopi aja"

"Yaudah. Aku ke dapur dulu. Mas bersih-bersih sana"

Gue nidurin Kenzo di box bayi habis itu cepet-cepet ke dapur. Gue bikin kopi buat Mas Yunho. Setelah itu, gue ke kamar. Mas Yunho belom selesai di kamar mandi. Baru aja mau gue ketok, Mas Yunho buka pintu kamar mandi.

"Ini kopinya"

"Makasih"

Gue jalan ke balkon.

"Mau kemana?" Tanya Mas Yunho

"Balkon"

"Ikut"

Gue ngangguk. Gue sama Mas Yunho duduk sebelahan di balkon. Canggung banget deh.

Agak lama kita diem-dieman. Gue mau ngomong, tapi agak takut. Nanti kalo Mas Yunho masih marah gimana? Hahhh, bismillah deh.

"Mas"

"Hm?"

"Maaf"

Dia diem

"Aku minta maaf, Mas. Nggak seharusnya tadi malem aku marah-marah sama Mas, sampe nuduh mas yang nggak-nggak. Maafin ya Mas?"

Mas Yunho naruh cangkir kopi di meja. Dia noleh ke gue.

"Madep sini"

Gue nunduk. Mas Yunho ngambil tangan kiri gue.

"Hei. Kalo minta maaf ya liat orangnya dong" kata Mas Yunho dengan lembut.

Gue beraniin nengok ke dia. Mas Yunho senyum.

"Maaf" gue udah nggak bisa tahan air mata gue yang pengen jatuh dari tadi.

"Mas minta maaf juga ya. Mas juga harusnya nggak bentak kamu"

Gue ngangguk dan tambah kejer nangisnya. Cengeng bat dah gue.

"Jangan nangis dong. Sini-sini, tak pangku"

Gue ditarik sama Mas Yunho biar duduk di pangkuan dia. Mau gue tolak karena masih malu juga tapi sayang woi:') yaudah gue nurut aja. Gue langsung sembunyi di lehernya Mas Yunho.

"Maaf ya Mas"

"Iya iya aku maafin. Mas Hyungwon tadi juga udah cerita kok"

Mas Yunho nepuk-nepuk punggung gue buat nenangin gue.

"Kayaknya bunanya Kenzo butuh piknik deh. Ayo liburan, lama juga kita nggak liburan berdua"

Gue menatap Mas Yunho.

"Kenzo gimana?"

"Titipin yangti yangkungnya dong"

"Huhu mau"

"Besok berangkat ya"

"Dadakan banget. Kan belom nyiapin barang-barangnya Kenzo juga"

"Sore dong kita berangkat"

"Kerjaannya Mas?"

"Tinggal ngomong sama ayah pasti udah diijinin kali"

Enak banget ya Mas Yunho kalo ngomong. Ya nggak salah juga sih, kan yang punya perusahaan juga ayahnya Mas Yunho. Gue ngangguk setuju. Mas Yunho nangkup pipi gue dan jarinya gerak menghapus sisa air mata gue.

"Dengerin Mas ya. Mas tau, adek itu wanita kuat, nyatanya semua bisa dikerjain sendiri. Tapi badanmu apalagi pikiranmu juga butuh istirahat"

Gue ngangguk.

"Jangan dipaksain ya, nanti kamu sakit. Kalo pengen cerita, langsung ngomong sama Mas. Ya?"

"Iya, mas"

"Senyum dong. Mana nih Chae- ah bukan. Jeong Zeline yang suka senyum"

Gue senyum sambil shy shy cat dong.

"Nahh ginikan baru my bojo"

"Plis deh mas"

Mas Yunho terkekeh. Dia nyuri ciuman di bibir gue singkat.

"Love you"

"Too"

Gue memberanikan diri nyium dia. Tadinya mau sebentar doang, tapi malah ditahan sama si bapak. Untung suami sendiri.

Setelah lumayan lama kita ciuman, gue lepas duluan bcs takut kalo keterusan. Habis itu gue peluk Mas Yunho.

"Mas, boleh tanya?"

"Apa?"

"Mas kok maafin aku secepat itu?"

"Ya kamu mau aku diemin lagi?"

"Nggak mau"

"Makanya. Wajar kalo kita berantem, tapi nggak boleh keterusan. Taukan kalo suami istri marahan itu dosa? Apalagi sampe 3 hari, dosa besar malah. Aku mah nggak bisa marah sama kamu, dek. Ntar kalo marahan yang ngelonin aku siapa? Masa sama guling. Nggak enak tau. Tadi malem aja aku nggak bisa tidur lo gara-gara nggak ada kamu"

"Terus kenapa Mas nggak nyusul aku?"

"Ya, aku pikir kamu butuh sendiri dulu. Jadi Mas biarin dulu kamu nenangin diri"

"Tadi pagi Mas Yunho bangunin aku nggak?"

"Udah. Tapi kamu nggak bangun-bangun"

"Hehe. Sayang Mas Yunho"

"Hahaha. Sayang adek juga"

Gue sama Mas Yunho berakhir dengan obrolan panjang, dari satu topik ke topik yang lain. Hahh lama juga gue nggak ngobrol banyak sama Mas Yunho kayak malam ini.

🌻🌻🌻

• M A S • - Jeong Yunho ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang