Twilight Sky
Lebih baik intropeksi diri sendiri dan memperbaiki diri
Daripada melukai diri sendiri♡♡♡
Happy Reading ❤
Seseorang itu mengurungkan niatnya. Ia mengumpulkan keberanian dan keyakinan. Dibukalah kotak itu secara perlahan.
"Aaaa!" teriaknya sembari melempar kotak itu.
Ia terkejut ketika melihat isi kotak itu. Tatapannya menajam saat melihat darah. Belum sempat Ia membaca tulisan yang ada dikertas.
Ia pun mengambil kertas itu dan membuka lalu membacanya.
"Ngaku sendiri atau gue bongkar," ucapnya ketika membaca tulisan itu.
Ia mundur secara perlahan hingga tubuhnya menabrak meja belajar. Ia dudukkan pantatnya ke kursi. Kepalanya terasa pusing. Ia bingung berbuat apa.
Cepat atau lambat kebenaran atas perbuatannya akan terungkap. Terungkap dari mulutnya sendiri atau orang itu tetap saja akan terungkap.
Ia merobek kertas lalu mulai menulis. Tak tau apa yang ditulis. Apa Ia akan mengakui perbuatannya lewat tulisan? Bukan ucapan?
Ia beranjak setelah menulis. Perlahan Ia mengambil cutter. Untuk apa? Ia duduk dibawah dan menyandarkan punggungnya ke dinding.
Perlahan air matanya jatuh. Apakah dia menyesal? Untuk apa?
"Maaf," ucapnya lirih.
Setelah mengucapkan kata maaf Ia memejamkan mata. Tangan kanannya sudah membawa sebuah cutter berwarna kuning. Perlahan cutter itu mendekat ke arah tangan kirinya. Dan...
Srettttt
Ia menyayatkan cutter itu tepat dipergelangan tangannya. Tidak satu kali Ia menyayatnya, namun berkali kali.
Darah sudah bercucuran dilantai. Tubuhnya lemas dan akhirnya Ia tak sadarkan diri dengan posisi terbaring dilantai.
Karena takut mengakui kesalahannya, Ia melukai dirinya sendiri. Sungguh bodoh.
Hingga semalaman Ia seperti itu tidak ada orang yang tau.
➷
Saat pagi tiba, matahari juga mulai bersinar cerah. Ia masih tetep pada posisinya sejak kemarin malam. Darah yang bercucuran pun sudah mengering sebagian.
Orang tuanya pun heran, tidak biasanya anaknya belum keluar kamar padahal sudah pukul 06.30
"Pa, ko anak kita belum turun juga ya? Apa kesiangan?" tanya Lita- sang mama.
"Mungkin, coba kamu cek," Andro- sang Papa memberi saran.
"Yaudah, mama cek dulu."
Lita pun menaiki tangga. Sesampai di depan kamar anaknya ia mengetuk pintu berkali kali, namun tak kunjung pintu itu terbuka. Lita semakin panik, akhirnya ia langsung membuka pintu, untung saja pintunya tidak terkunci.
Betapa terkejutnya, serasa jantungnya berhenti berdetak. Matanya melotot tajam tak berkedip. Kakinya mendadak melemas, jari jemari tangannya langsung bersuhu dingin.
"PAPAAAA!!" teriakan langsung terdengar hingga ke ujung rumah.
Andro mendengar teriakan itu juga ikut terkejut. Ia pun langsung menghampiri sumber suara, tak lain dari istrinya sendiri.
Rasa terkejutnya saat mendengar teriakan sang istri tak sebanding dengan rasa terkejutnya saat sampai dikamar sang anaknya.
"FANI!!!" teriakan sang papa ikut menggema.
Lita dan Andro langsung berlari menghampiri sang anak, tak lain yaitu Fani. Andro langsung mengangkat kepala sang putrinya. Ia letakkan di pangkuannya. Lita masih diam mematung. Masih tak percaya dengan apa yang kini Ia lihat. Perlahan, Ia menyetuh darah yang sedikit mengering dilantai.
Andro langsung mengangkat tubuh kecil putrinya. Ia memeluk tubuh kecil itu dengan erat. Andro langsung berlari menuju mobilnya diikuti oleh Lita dibelakangnya.
Andro dan Lita dengan cepat membawa Fani ke rumah sakit. Andro mengendarai mobil dengan cepat. Lita memangku Fani dengan sesekali membelai rambut Fani.
Lita dan Andro tak tau kejadian ini, maka dari itu ketika mereka melihat keadaan Fani yang tergeletak di lantai dengan darah bercucuran langsung terkejut.
Mereka juga tidak tau kapan kejadian itu terjadi. Jika mereka tau, pasti mereka akan membawa Fani ke rumah sakit lebih awal. Atau bisa juga kejadian itu mereka cegah.
Karena apa Fani melakukan ini? Mereka tidak tau. Dimata mereka, Fani adalah anak yang pendiam, seolah tidak pernah memiliki masalah. Namun, nyatanya dengan beraninya Fani melakukan ini. Masalah apa yang Ia tanggung? Lita memikirkan itu, Ia tak sabar menunggu Fani menjelaskannya.
Lita memegangi pergelangan tangan Fani yang terus mengeluarkan darah. Rutinitas jalan saat pagi yaitu macat. Untung Andro bisa mencari jalan pintas.
Sesampai di rumah sakit, dengan cepat perawat langsung membawa Fani ke UGD. Karena memperhartikan kondisi Fani yang sudah tak berdaya, lebih baik dimasukkan ke UGD.
Rasa resah dalam hati Lita semakin membara. Mungkin itu manusiawi. Hati orang tua akan resah ketika sang anak terluka, bukan begitu? Apa ada orang tua yang bodoamat dengan kondisi anaknya?
Lama mereka menunggu pintu UGD terbuka. Kaki Lita sudah lelah mondar mandir seperti setrika. Andro juga lelah melihat sang istri yang mondar mandir seperti itu.
Apakah memang seperti itu? Wanita tidak mudah merasakan ketenangan? Wanita lebih mudah merasakan kegelisahan?
Tak lama dari itu, dokter keluar dari UGD. Dengan tergesa, Lita bertanya keadaan putrinya.
"Dok, anak saya gapapa kan?"
"Maaf sekali, kami gagal menyelamatkannya. Pasien sudah mengeluarkan banyak darah. Terlebih lagi, darah itu keluar dari urat nadinya," jawab Dokter dengan nada yang sangat rendah agar Lita bersabar dan mau menerima.
"GA MUNGKIN!" teriak Lita dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Andro langsung memeluk sang istri berusaha menenangkannya.
"Tadi kami telah meneliti, darah yang keluar sudah cukup lama. Bisa jadi insiden ini terjadi saat malam dan kalian baru tau pagi ini. Kalian bisa bayangkan? Berapa banyak darah yang keluar sejak malam kemarin hingga pagi ini?" tanya dokter yang tak mendapat jawaban dari Lita ataupun Andro.
Tubuh Lita semakin lemas dan akhirnya tak sadarkan diri. Ia syok. Perawat segera membawanya ke ruang rawat. Tak perlu dikhawatirkan keadaannya, Ia hanya kaget dan belum siap menerima kenyataan.
See you next part
Spesial triple update
Happy satnight❤Sampai sini paham?
FANI LOLITA
Jangan membenci cast dari saya, itu hanya cast dan ini hanya sebatas cerita. Jangan membawa cerita ini ke dunia nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWILIGHT SKY (END)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA AKAN DI PRIVATE Akhza Arkatama seorang cowo yang kini menduduki posisi sebagai ketua di tempat yang berbeda. Ia menjadi ketua osis dan ketua geng motor. Dirinya yang dijuluki sebagai cowok tanpa ekspres...