x | log 10 . tan 90° . 3x = 123 ● Perasaan Davin

4.2K 508 25
                                    

Mulmed : Bangun Cinta

Twilight Sky

Lidak tak bertulang
Hati juga tak bertulang
Jika lidah bisa salah saat berkata
Maka hati juga bisa salah menaruh rasa

♡♡♡

Happy Reading ❤

Aura duduk termenung di halte. Kepalanya menunduk. Tangan kanannya menggenggam tangan kirinya. Jam pulang sekolah dipercepat dari biasanya. Membuat murid SMA Merah Putih bersorak gembira.

Sesekali Aura melihat handphone-nya untuk mengecek sampai mana ojek online yang Ia pesan. Supir pribadinya masih mengantar mamanya arisan. Risa sudah pulang dengan Arjuna. Sedangkan Rama juga sudah pulang, sebelumnya sudah menawarkan tumpangan. Rama bersedia mengantarnya pulang. Namun, Ia tolak. Ia tak ingin merepotkan.

Cuaca lumayan terik. Meski ada angin bersemilir namun tetap saja terasa panas. Biasanya cuaca panas membangkitkan semangat dalam diri Aura. Namun tidak hari ini. Semangatnya telah padam.

Ojek online tak kunjung datang, mungkin kejebak macet.

"Belum pulang?" tanya seseorang.

"Kalo udah ga mungkin gue ada disini!" jawab Aura dengan ketus

"Santai aja Ra, mau gue antar?"

"Makasih Vin, gue udah pesan ojol."

"Boleh gue duduk?" tanya Davin sambil melirik bangku yang kosong di sebelah Aura.

"Duduk ya duduk aja! Masa gue larang? Ini halte milik umum bukan milik nenek moyang gue!"

"SANTAI RA SANTAI," ucap Davin lalu duduk disebelah Aura.

"Ngapain lo ga pulang? Nunggu ojol juga?" tanya Aura dengan nada rendah.

"Mau nemenin lo, bahaya kalo lo sendirian disini."

"Siang bolong gini ga akan ada apa apa. Lo boleh pulang!" usir Aura. Ia ingin sendiri.

Davin tak menggubrisnya. Ia memilih diam. Ia paham bahwa mood Aura sedang tidak baik. Davin tak berniat membahas tentang Fani karena itu akan membuat moodnya semakin hancur.

Davin terlalu peka perasaannya. Davin paham betul bahwa Aura masih bersedih atas kematian Fani. Sahabat mana yang tak sedih jika ditinggal untuk selamanya oleh sahabatnya? Atau ada yang bahagia atas kematian sahabatnya sendiri? Davin rasa itu tidak mungkin ada.

"Kita berada di halte ini dua kali dengan situasi yang berbeda," ucap Davin agar tidak diam saja.

"Maksud lo?" tanya Aura, mungkin Aura lupa perihal pertemuannya yang pertama dengan Davin. Ah bagi Aura pertemuannya itu tidak penting. Namun sangat penting bagi Davin.

"Pertama kita ketemu disini. Saat itu kita belum kenal dan saat itu cuacanya hujan, tidak seperti sekarang, cuacanya sangat panas. "

"Oh."

"Kalo diinget... "

"Maaf gue ga inget," ucap Aura, Davin belum selesai bicara namun langsung Ia potong.

"Ra, gue boleh ngomong?" tanya Davin ragu.

"Dari tadi lo udah ngomong!"

"Gue boleh jujur?"

"Masa orang jujur gue larang?"

"Gue suka sama lo. Gue sayang sama lo. Gue cinta sama lo."

Jlebbb

TWILIGHT SKY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang