x | tan 60° . √3 . x = 162 ●N

4.3K 498 127
                                    

SIAPKAN HATI MEMBACA PART INI
RASA KESAL AKAN BERTABURAN

Twilight Sky

Ketika penantian berbuah kekecewaan
Ketika kesabaran berakhir tangisan
Ketika harapan tak sesuai kenyaataan
Hanya maaf dan terimakasih yang mampu di ucapkan

♡♡♡

Beberapa bulan sudah Aura lewati. Ia berhasil melewati sungai rindu. Gunung kesabaran dan kekuatan. Menerjang lautan keyakinan.

Dua bulan lagi genap tiga tahun Akhza tak memberinya kabar. Aura masih sabar. Sabar dan sabar. Begitu besar kesetiaan Aura pada Akhza. lautan yang luas tak sebanding dengan kesabaran Aura menanti Akhza.

Aura duduk di balkon kamarnya sambil memangku boneka kucing. Menatap langit yang gelap. Tangannya dingin.

"Akhza lo sebenarnya kemana sih?gue rindu sama lo! " tanya Aura sambil menatap langit.

"Lo kenapa tega sama gue? Lo kenapa tega ga ngasih kabar ke gue hampir tiga tahun? Gue salah apa sama lo?" tanya Aura lagi, kini air matanya telah terjatuh.

"Plis Akhza kabari gue. Kalo gue salah tegur. Jangan menghilang tanpa kabar kek gini. Katanya lo mau komitmen. Tapi kalo komitmen model seperti ini gue udah mau nyerah."

"Gue cape Akhza. Jujur sejujur-jujurnya gue cape nunggu lo. Lo bukan Akhza yang gue kanal dulu. Ada apa sama lo Akhza?"

Hanya bintang di langit yang menerangi hatinya malam ini. Tangannya hanya bisa menggenggam boneka kucing erat. Matanya hanya bisa menatap langit lekat.

Cewe mana yang tahan ditinggal  tanpa kabar bertahun tahun? Sesabar sabarnya cewe pasti ada keluhan. Sekuat-kuatnya cewe pasti ada lelahnya. Sesetia apapun cewe pasti akan menyerah.

Aura tak habis pikir dengan Akhza. Mengapa Akhza tega. Mengapa? Dimana Akhzanya dulu.

Akhza bisa memberi kabar orang tuanya meski jarang. Mengapa Akhza tak memberinya kabar meski jarang? Mengapa dan mengapa?

"Semoga ada malaikat baik yang mau menyampai segala curahan hati gue ke lo," ucap Aura lalu masuk ke dalam kamar.

Ia mengambil secarik kertas mulai menggoresnya. Dengan tinta berwarna merah.

Lewat sajak ini ku tuliskan rindu
Rindu yang tertuju padamu
Ku harap akan ada pertemuan
Yang bukan berujung pada perpisahan
Namun pada kebahagiaan

Ia lipat kertas itu lalu Ia masukkan ke dalam  kaleng. Jika sang kertas bisa bicara, mungkin kertas  mengatakan bahwa dirinya bosan jika harus tergores tinta tentang rindu.

Satu bulan berlalu. Aura fokus dengan tumpukan tugas didepan matanya. Tumpukan tugas menantikan tangan Aura untuk menyelesaikannya. Semangat Aura pupus. Namun Aura harus bisa menyemangati dirinya sendiri untuk tidak menyerah dengan keadaan. Aura harus tetep fokus dengan kuliahnya. Jangan sampai hanya karena cinta, kuliahnya berantakan.

Cling

Suara notification masuk. Aura menghiraukannya. Ia tetap fokus dengan tugasnya.

Cling

Suara notification lagi.

"Ah mungkin pesan masuk dari Risa," gumamnya.

Cling

Suara notification lagi. Suara itu notification sangat mengganggu. Bisa saja sekarang membuka handphone dan mengecek pesan masuk dari siapa namun, jika tangan sudah memegang handphone pasti lupa akan tugas. Handphone adalah setan berwujud yang mengganggu belajar bagi para pelajar.

TWILIGHT SKY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang