01 : Satu Kelas Bersama Dia

6.2K 683 985
                                    

^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^

Ketika senyuman terbit bukan berarti tidak ada kesedihan, itu hanyalah caraku dalam menutupi semuanya •

***

HAPPY READING

Hembusan angin menemani seorang gadis yang sedang duduk di tepi lapangan, rambutnya yang terurai indah menambah kesan bahagia bagi yang memandang.

Bola mata gadis itu memperhatikan setiap penjuru tempat, seperti sedang mencari seseorang.

"Di mana sih lama banget!" gerutu Viona dengan raut wajah kesal.

Tiba-tiba terdengarlah suara yang keras menyerukan nama gadis itu.

"Vio!" teriak seorang perempuan yang berjalan mengarah ke Viona.

Viona yang mendengarnya hanya bisa menghembuskan nafas kasar, dia jengah dengan orang yang lama. Parahnya lagi dia mempunyai teman yang suka sekali ditunggu.

"Lama!" kesal Viona.

"Macet!" balas Rina tak santai.

"Ayo kita cek nama," ajak Viona.

"Emang udah?" tanya Rina.

"Belum! Ya udah lah udah lama malahan," jawab Viona.

"Ayo ke sana." Rina langsung pergi tanpa menghiraukan Viona yang setia menunggu dia datang.

Viona hanya diam dan menatap Rina yang menjauh dari pandangannya. Dia memutuskan untuk menyusul Rina, karena dia juga ingin melihat kelas yang didapatkannya.

"Ketemu gak?" tanya Viona.

"Ada ... Tapi nama lo gak ada," ujar Rina.

"Itu artinya kita gak sekelas," ucap Viona.

"Ya udah sana masuk gue mau cari kelas gue!" perintah Viona.

"Iya gue duluan," balas Rina, dan meninggalkan Viona.

Viona meneliti setiap kertas yang berisi nama para murid kelas XII, dan ternyata namanya berada di kelas XII IPA 5. Dia langsung menyusuri setiap tempat untuk menemukan kelasnya.

Kakinya menapak di lantai depan pintu kelas XII IPA 5. Dia kaget ternyata sudah banyak orang di dalamnya.

Viona kebingungan mencari tempat duduk, sekali menemukan posisinya ada di depan laki-laki yang sedang menelungkup kan kepalanya di atas meja dengan lapisan lipatan tangan.

Dari gaya rambutnya Viona seperti mengenali laki-laki itu, akan tetapi dia tidak mau berharap karena pada akhirnya dia yang sakit karena tidak sesuai dengan harapan.

Setelah melepaskan tasnya, dia langsung membuka handphonenya untuk menghilangkan rasa bosan yang melanda.

Seketika pikiran Viona teringat suatu hal, dia langsung bertanya ke teman di sebelahnya.

"Wali kelas kita siapa?"

"Bu Nindi."

"Oh oke."

Setelah percakapan itu selesai, terdengarlah suara ketukan sepatu yang beradu dengan lantai. Terbukalah pintu kelas dan menampilkan seorang guru. Tangannya membawa kumpulan buku sepertinya itu adalah absen dan buku kemajuan kelas.

"Pagi Anak-anak," sapa Bu Nindi.

"Pagi Bu," jawab mereka kompak.

"Perkenalkan nama Ibu Nindi dan Ibu adalah wali kelas kalian," ujar Bu Nindi.

TENTANG VIONA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang