09 : Antara Hati Dan Pikiran

913 218 58
                                    

^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^

Keadaan di mana ketika hati dan pikiran tidak sejalan dan bertolak belakang adalah keadaan yang sering ku hindari tapi selalu datang menghantui •

***

HAPPY READING

Setelah mendapatkan novel yang mereka cari, mereka berdua langsung pulang ke rumah Shella.

"Masuk dulu yuk," tawar Shella.

Viona menganggukkan kepalanya, dia berjalan mengikuti Shella dari belakang. Viona mengikuti langkah kaki Shella yang ternyata mengajaknya ke pondok yang berada di belakang rumah Shella.

Sesampainya di sana, Viona duduk dan bersandar di dinding pondok dia menutup kelopak matanya. Dia menikmati udara yang ada di tempat ini.

Tiba-tiba rasa ingin memainkan handphonenya datang, dia membuka matanya dan mengambil tasnya. Setelah membuka tasnya dan mengambil handphonenya yang bernuansa warna hitam sama seperti milik Andrean. Viona langsung membentuk pola yang menjadi kunci handphonenya.

Dia melihat ada pembaruan status, Viona langsung menggeser layar handphonenya untuk melihat siapa yang baru saja membuat status WhatsApp.

Di sana terlihat kalau Alena baru saja menambahkan status di WhatsApp nya. Viona sebenarnya tidak ingin membukanya akan tetapi, rasa penasarannya jauh sangatlah besar.

Viona menghembuskan nafasnya kasar, dia menekan status WhatsApp Alena dan langsung melihatnya.

Ternyata itu adalah Alena yang bersama seorang laki-laki yang tak lain adalah Andrean. Mereka terlihat sedang pergi ke salah satu pusat perbelanjaan, perubahan raut wajah Viona tak sengaja tertangkap oleh pandangan seseorang yaitu Shella.

"Kamu kenapa?" tanya Shella.

"Gue gak papa." Shella yang mendengarnya menghembuskan nafasnya kasar.

"Sampai kapan kamu perjuangin orang yang jelas-jelas enggak pernah menghargai setiap perjuangan yang kamu lakukan?" tanya Shella.

Viona bungkam mendengar ucapan Shella, dia menyadari sebenarnya ucapan Shella benar. Dia sudah susah payah memperjuangkan perasaannya kepada Andrean, tapi Andrean sama sekali tidak pernah peduli.

"Apa gue harus menyerah?"

"Aku gak menyuruh kamu untuk menyerah tapi aku minta agar kamu memikirkan perasaan kamu sendiri," ujar Shella.

Viona sadar dengan cara dia seperti ini terus ini akan membuat perasaannya semakin hancur, Viona harus menjaga perasaannya dia tidak ingin hatinya hancur hanya gara-gara satu laki-laki yang sangat disayanginya.

"Lo udah buka pikiran gue," ucap Viona.

"Kalau dia memang untuk kamu dia pasti akan bersama kamu," balas Shella.

"Lo bener," ujar Viona tersenyum.

Tidak terasa langit sore telah datang, semburat cahaya Senja menemani langit yang terbentang luas.

Di sini di tempat yang menenangkan Viona berada, tempat yang pernah menjadi saksi dia merasakan bahagia dan tempat yang juga menjadi saksi kesedihannya.

Viona duduk di atas rerumputan hijau, pandangannya kosong menatap ke arah danau. Tanpa disadarinya air matanya mengalir.

"Kenapa sih Andrean lebih suka sana Alena?"

"Kenapa harus ada Alena?"

"Gue juga mau ada di posisi Alena."

Banyak pertanyaan dan keinginan yang terlintas di benak Viona, ternyata ucapan Shella tidak mempan bagi Viona. Pikirannya untuk berusaha melupakan Andrean seketika sirna, dia malah ingin lebih semangat lagi untuk memperjuangkan perasaannya untuk Andrean.

TENTANG VIONA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang