11 : Kak Devan Bukan Devan

874 192 24
                                    

^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^

Banyak cerita hari ini, tapi semuanya tidak berarti jika kamu tidak ada di sini

***

HAPPY READING

Seorang gadis duduk di atas kursi di teras rumahnya, dia memeluk kedua kakinya yang sedang ditekuk. Bola matanya menatap guyuran air hujan yang membasahi halaman rumahnya. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki, lalu dia ikut duduk bersama gadis tersebut.

"Lo gak kedinginan?" tanya Haidar. Iya laki-laki itu adalah Haidar.

"Dingin." Viona menjawab tanpa menolehkan kepalanya.

"Kenapa gak masuk aja kalau lo dingin," ucap Haidar yang mulai khawatir terhadap Viona.

"Nyaman." Haidar merasa bingung dengan apa yang diucapkan oleh Viona.

"Maksudnya?"

"Nyaman. Bagi gue rasa nyaman itu nomor satu, kalau ada yang bilang jangan tapi gue nyaman orang itu bisa apa?"

Haidar terdiam mendengar ucapan Viona. Sudah satu jam Haidar berada di rumah Viona. Dia datang dengan beralasan ingin bertemu Viona, mama Viona dengan senang hati menerima kehadiran Haidar.

Jujur Viona bingung mengapa Mamanya menerima kedatangan Haidar, tapi Viona sangat paham keputusan Mamanya adalah keputusan yang terbaik.

"Viona."

Viona menolehkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

Haidar tersenyum tipis ketika Viona merespon ucapannya.

"Gue mau lo maafin gue Vi," ujar Haidar.

Viona dapat melihat ketulusan Haidar dari pancaran bola matanya, "Lo kenapa ngelakuin itu?"

Haidar diam, tidak menjawab ucapan Viona. Viona tersenyum sinis melihat tanggapan Haidar.

"Lo gak bisa jawab kan?!"

"Maaf."

Tanpa disadari air mata Viona mengalir di pipinya, dia langsung menelungkup kan kepalanya agar Haidar tidak bisa melihat kalau Viona sedang menangis.

Viona salah besar, Haidar tidak mudah untuk dibohongi, dia menyadari kalau Viona menangis.

"Pergi!" perintah Viona dengan suara yang sendu.

"Tap-"

"Gue bilang pergi ya pergi!" ujar Viona memotong ucapan Haidar.

Haidar mengalah, dia langsung mengambil kunci motornya dan memakai jaketnya. Berhubung hujan sudah redah dia akhirnya memutuskan untuk pulang.

Viona menatap kepergian Haidar dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Setelah Haidar tak terlihat lagi dari pandangan Viona. Viona langsung bangkit dari posisinya.

"Gue nyakitin perasaan dia ya?" tanya Viona pada dirinya sendiri.

"Haidar gue gak maksud tapi hanya ini cara biar lo menjauh dari gue. Gue gak mau sakit hati untuk kedua kalinya." Viona melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya.

"Jalan-jalan ide yang bagus," ucap Viona tiba-tiba.

Dia langsung mengganti pakaiannya, dan menguncir satu rambutnya. Tak lupa pula tas selempang berwarna biru muda menambah kesan menarik dari penampilan Viona. Setelah merasa siap dia langsung keluar dari rumahnya.

TENTANG VIONA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang