02 : Menjadi Yang Terakhir

2.1K 471 503
                                    

^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^

• Aku hanya bisa menatap, tidak bisa memiliki. Menyakitkan, tapi itulah kenyataan yang sebenarnya •

***

HAPPY READING

Viona sudah siap dengan seragam yang sangat rapi. Dia terlalu bersemangat hari ini, karena bukan hanya mendapatkan ilmu baru dia juga akan bertemu dengan Andrean. Laki-laki yang disukainya.

Kata orang jika kita sekelas dengan orang yang kita sukai, itu akan menambah semangat kita dalam belajar. Benar, bagi Viona itu sangat benar karena sekarang dia sedang merasakan hal itu.

Polesan tipis di bibir mungilnya, yang menghasilkan warna pink menambah kesan ceria yang terpancar dari raut wajahnya.

"Pagi semua," sapa Viona kepada kedua orang tuanya. Kemudian dia ikut duduk bersama dengan kedua orang tuanya.

"Juga Ina," balas orang tua Viona kompak. Ina adalah panggilan khusus untuk Viona, hanya orang tersayang Viona yang boleh menggunakan sapaan itu.

Viona mulai memakan makanan yang sudah disiapkan oleh Mamanya. Setelah selesai Viona berpamitan karena dia harus pergi ke sekolah sekarang.

Viona sangat hapal jam berapa Andrean pergi ke sekolah, itu sebabnya Viona pergi dengan jam yang sama agar bisa bertemu dengan Andrean lebih awal.

Sesampainya di sekolah, Viona langsung memarkirkan motornya dan berlalu dari parkiran. Tanpa disadari ternyata tasnya masih ada di motornya. Tapi Viona tetap melanjutkan perjalanannya karena dia belum menyadari semuanya.

Viona duduk di kursinya, dia belum menyadari kalau ada yang kurang. Pandangannya tiba-tiba melihat Andrean yang baru memasuki kelas, dia sangat terkejut.

Bukan!

Bukan Andrean yang menjadi fokus Viona sekarang, tapi tas yang dibawa oleh Andrean lah yang menjadi fokus Viona.

Viona langsung menolehkan kepalanya ke belakang.

Dia kaget!

"Kok bisa lupa ambil tas." Viona merasa bingung bercampur rasa malu. Bagaimana tidak, kesalahan yang dilakukannya ini sangatlah disayangkan. Bisa-bisanya dia sangat ceroboh seperti saat ini.

"Nih!" seru Andrean memberikan tas Viona.

"Makasih," jawab Viona gugup, dan mengambil tasnya dari tangan Andrean.

"Lain kali jangan tas aja yang tinggalin. Kunci motor juga tinggalin aja."

"Mau lo ambil?" tanya Viona

"Iya," jawab Andrean.

"Kalau gitu gue mau ninggalin hati gue aja siapa tau lo yang ambil." Entah mengapa kalimat itu keluar tanpa disadari oleh Viona. Viona langsung menutup mulutnya dan membelalakkan matanya kaget.

Andrean yang mendengarnya tertawa, pemandangan yang indah bagi Viona.

Malu. Itu yang dirasakan Viona. Tapi, tidak ada salahnya bisa jadi sesudah kalimat ini terlontar akan ada lampu hijau untuk Viona.

TENTANG VIONA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang