^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^
• Kebersamaan di antara kita itu indah walaupun akan ada perasaan yang sedikit terluka •
***
HAPPY READING
Andrean pergi dari tempat tersebut, dia sangat ingin mencari sebuah ketenangan. Akan tetapi dia sadar kalau hari sudah larut malam, alhasil dia memutuskan untuk pulang ke rumahnya saja untuk istirahat terlebih dahulu.
***
Sinar mentari pagi telah datang, Viona pergi ke sekolah dengan senyuman ceria. Sepertinya dia sudah merindukan pertemuan dengan Andrean padahal hanya satu hari mereka tidak bertemu itupun dikarenakan oleh hari minggu.
"Rean!" sapa Viona. Viona memang tidak memiliki keberanian untuk menyerukan kalau dia menyukai Andrean. Akan tetapi sikap dan ucapan dia telah memberikan gambaran jelas kalau Viona memiliki perasaan kepada Andrean.
Andrean kaget, dia langsung menoleh ke arah Viona. Hasilnya dia hanya melihat Viona dengan sedang tertawa kecil.
"Apa?" tanya Andrean.
"Gak apa-apa," jawab Viona. Terkadang dirinya terlihat sangat aneh dan kekanak-kanakan.
Tiba-tiba datanglah Haidar, seperti tujuan utamanya datang ke kelas XII IPA 5 adalah berjumpa dengan Viona.
"Viona!"
"Apa?"
"Nanti pulang ada waktu luang gak?"
"Ada. Kenapa?" tanya Viona heran.
"Kita jalan," ujar Haidar. Tak terlalu jauh dari tempat mereka berbincang-bincang terdapat Andrean dengan perasaan yang tak karuan.
Tiba-tiba Haidar melangkahkan kakinya pergi menuju ke arah Andrean dan meninggalkan Viona.
"Lo bisa ikut juga kan biar rame?" tawar Haidar. Andrean membalas pertanyaan Haidar dengan anggukan kepala tanda menyetujui tawaran Haidar.
"Gue pamit," kata Haidar ketika melewati Viona. Viona hanya termenung dia merasa aneh dengan sikap Haidar. Akan tetapi dia menepis pikiran tersebut.
Bell tanda pelajaran di mulai masih lama akan berbunyi, alhasil Viona membalikkan badannya menatap Andrean. Dia memiliki segudang pertanyaan untuk Andrean, akan tetapi hanya satu pertanyaan yang akan dia tanyakan.
"Rean," ujar Viona dengan nada yang pelan entah apa tujuannya.
"Apa?"
"Lo sama Alena ken-"
Belum sempat Viona menyelesaikan ucapannya, Andrean langsung memotong ucapannya.
"Dia bukan siapa-siapa," ucap Andrean. Viona menganggukkan kepalanya tanda paham.
Setidaknya urusannya dengan Alena menyangkut Andrean telah usai, sekarang dia akan menyelesaikan urusannya dengan Adelia. Di lain tempat tidak jauh dari Viona Andrean sedang memikirkan sesuatu. Apa lagi kalau bukan saran yang diminta oleh Rian.
Tidak ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulutnya, hanya ada hembusan nafas kasar kemudian diiringi dengan suara bell tanda kegiatan pembelajaran akan dimulai.
Pikiran yang ada di kepala Andrean sepertinya sangat mengganggu fokusnya terhadap pelajaran yang sedang dijelaskan. Akhirnya dia memutuskan untuk mencuci mukanya.
Setelah mendapatkan izin dari guru yang mengajar, dia pergi ke luar kelas. Di perjalanan tanpa sengaja dia bertemu dengan seorang gadis yang memiliki rambut sedikit ikal. Gadis itu menyadari kalau Andrean menatapnya dia membalas tatapan tersebut dengan sebuah senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG VIONA [TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Setiap waktu memiliki cerita tersendiri. Kita sebagai manusia harus bisa menggunakan waktu dengan sebaik mungkin. Waktu itu berharga jadi jangan pernah di sia-siakan. Viona, gadis yang menyukai seseorang. Akan tetapi tidak...