15 : Haidar Viona Andrean

784 148 26
                                    

^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^

Aku membencimu ketika aku mengingat kenangan yang kamu berikan tapi entah mengapa kenangan itu perlahan menghilang ditepis oleh rasa nyaman

***

HAPPY READING


"Haidar mana?" tanya Viona. Pandangan matanya menatap seluruh orang yang berada di kelas tersebut.

"Dia gak masuk," jawab salah satu dari mereka.

Viona bungkam, pikirannya dipenuhi oleh rasa khawatir. Viona sangat bingung harus melakukan apa sekarang.

Akhirnya Viona melangkahkan kakinya lunglai meninggalkan kelas Haidar dan menuju kelasnya. Dia tidak menyadari kalau ada sepasang mata yang memperhatikan dirinya.

"Ternyata dia mencari Haidar," gumamnya.

"Gue harus secepatnya kasih tau Haidar," ujar Andrean kecil.

***

Bell pulang sekolah telah berbunyi, Viona langsung saja keluar dari kelasnya dan menuju ke parkiran. Tiba-tiba langkahnya terhenti, sepertinya pikirannya mengingatkan dirinya sesuatu.

"Duh! Gue kan gak bawa kendaraan!" ujar Viona merasa sangat kesal.

Tidak sengaja Andrean bertemu dengan Viona walau dari jauh Andrean sangat paham kalau orang itu adalah Viona. Kemudian dia menatap perempuan yang ada di sebelahnya.

"Kenapa berhenti sih?" tanya Alena.

"Kayanya kita gak bisa pulang bareng," jawab Andrean.

"Kenapa?" tanya Alena heran.

"Ada urusan penting," jawab Andrean.

Alena menganggukkan kepalanya paham, untung saja dia sama sekali tidak menaruh rasa curiga terhadap Andrean.

Setelah memastikan Alena menjauh, Andrean langsung berlari-lari kecil untuk mendekati Viona.

"Ada apa?" tanya Viona yang melihat Andrean.

"Lo kenapa gak pulang?" tanya balik Andrean.

"Lupa gue gak bawa kendaraan," balas Viona.

Andrean terkekeh geli, "Bareng aja."

Viona mengernyitkan dahinya, "Alena?"

"Udah cepetan ikut," jawab Andrean dan menarik pelan tangan Viona.

Viona hanya diam sambil mengikuti langkah kaki Andrean. Ternyata Andrean membawa Viona menuju ke tempat motornya di parkir kan.

Mata Viona berbinar tak lupa pula lengkungan di bibir Viona terbit. Andrean yang melihat Viona langsung tersenyum juga seolah-olah senyuman Viona sangat menghipnotis dirinya untuk ikut tersenyum juga.

"Lo mau anterin gue pulang?" tanya Viona.

Andrean menganggukkan kepalanya.

Viona terlihat sangat senang, ketika Andrean memberikan kode untuk Viona naik ke motornya. Viona langsung bergerak cepat dan naik ke motor tersebut.

Viona sangat menginginkan perjalanannya kali ini terasa sangat lama, semilir angin yang menerpa membuat rambut panjang Viona berterbangan.

Sedikit rambutnya mengarah ke Andrean, Andrean yang melihatnya hanya tersenyum lebar. Walaupun begitu Viona sama sekali tidak mengetahuinya karena posisi nya yang berada di belakang Andrean dan Andrean yang memakai Helm.

TENTANG VIONA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang