18 : Rasa Penasaran Viona

712 128 9
                                    

^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^

• Sebuah kebenaran akan datang entah itu di dalam keadaan yang sedih ataupun sebaliknya  •

***

HAPPY READING

Suasana pagi hari Andrean terlihat biasa saja, dia akan menjemput Alena terlebih dahulu sebelum pergi ke sekolah. Hanya membutuhkan waktu 10 menit sekarang Andrean sudah berada di depan rumah Alena.

"Alena!" ucap Andrean mengagetkan Alena yang sedang melamun.

"Eh! Kenapa?" tanya Alena merasa kaget.

"Sekolah," ucap Andrean.

"Ayo!" ajak Alena dan melangkahkan kakinya menuju ke motor Andrean.

Andrean merasa heran melihat sikap Alena, sepertinya ada yang sedang disembunyikan oleh Alena.

Lima belas menit perjalanan telah mereka tempuh, motor Andrean sudah melewati gerbang sekolah. Sekarang tujuannya adalah parkiran, Alena turun dari motor Andrean dia hanya berdiri dan diam di tempat.

"Kamu kenapa?" tanya Andrean.

"Enggak apa-apa," jawab Alena tersenyum kecil agar raut khawatir di wajahnya tidak terlihat.

Alena tidak terlalu bodoh untuk menutupi segalanya, dia menyadari kalau jawaban dia telah menunjukkan keadaan sebenarnya dan Andrean sangat paham.

"Ya udah ayo ke kelas!" tawar Andrean.

Alena menghembuskan nafasnya pelan, setidaknya dia tidak terlalu terkekang atas perasaan khawatirnya  dengan keberadaan Andrean.

Mereka berdua melangkahkan kakinya bersama, di tengah perjalanan mereka berpapasan dengan Viona. Senyuman sinis tercetak jelas di bibir mungil Viona. Arah pandangannya juga menatap ke arah Alena.

"Hai Alena!" sapa Viona.

Alena sangat gugup tapi dia berusaha untuk membalas sapaan Viona agar terlihat seperti tidak ada apa-apa.

"Hai," jawab Alena pelan.

"Lo sakit?" tanya Viona.

"Aku enggak sakit kok," balas Alena.

"Lo pasti lagi ketakutan!" tebak Viona.

Alena terdiam, dia sangat takut dengan ucapan Viona selanjutnya, Andrean yang berada di sampingnya hanya diam dia sama sekali tidak mengerti apa yang dilakukan oleh dua orang perempuan yang salah satunya sangat dia cintai.

"Rean aku duluan ya bentar lagi masuk," ucap Alena gugup, dia langsung meninggalkan Andrean bersama Viona.

Viona menatap kepergian Alena dengan suara tertawa kecil. Tiba-tiba tatapannya bertemu dengan Andrean.

"Masuk ke kelas yuk!" ajak Viona.

Andrean menganggukkan kepalanya tanda setuju, kemudian dia pun melangkahkan kakinya menuju ke kelas bersama Viona.

Mereka memasuki kelas bersamaan, hal ini mengakibatkan seluruh pandang mata mengarah kepada mereka berdua.

"Ada apa ya?" tanya Viona.

"Aneh," jawab salah satu dari mereka.

"Kenapa?" Kali ini pertanyaan tersebut keluar dari mulut Andrean.

"Kalian akur."

Viona dan Andrean saling menatap satu sama lain, detik berikutnya gelak suara tawa terjadi di antara mereka. Viona melangkahkan kakinya menuju ke kursinya, begitupun dengan Andrean dia juga melangkahkan kakinya menuju ke kursinya yang tepat berada di belakang kursi Viona.

TENTANG VIONA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang