21 : Boneka Lucu

611 104 12
                                    

^^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^

• Terkadang kita harus bersikap seolah-olah sedang bahagia agar orang yang ada di dekat kita ikut merasakan bahagia juga •

***

HAPPY READING

"Gue mau nanya juga," kata Viona.

"Apa kak?" tanya Adelia.

"Hubungan lo sama Andrean apa?" tanya Viona.

Adelia terdiam, dia bingung. Bagaimana bisa dia memberikan semua jawaban tersebut kepada Viona.

"Kak aku ambil makanan dulu ya ke sini," ujar Adelia pamit, tanpa menunggu respon Viona dia langsung saja mulai melangkah menjauh dari pandangan Viona.

"Adelia lo bikin gue penasaran," kata Viona.

Adelia telah kembali dengan kedua tangannya yang membawa nampan yang berisikan makanan kecil dan satu gelas air yang berisikan es batu hal ini yang membuat air ini menjadi dingin.

Viona adalah salah satu dari sekian orang yang menyukai es batu, dia selalu diperingatkan untuk berhenti akan tetapi itu semua tidak bisa.

"Kak!" sapa Adelia.

"Apa?" tanya Viona sambil mengigit pelan es batu.

"Kak Haidar kayanya sayang banget sama kakak. Gak ada salahnya kak kalau kakak coba untuk buka hati lagi," ucap Adelia.

"Gue udah buka hati kok," jawab Viona.

"Iya aku tau. Maksud aku kakak buka hati untuk kak Haidar lagi," jelas Adelia. Tentu saja Viona merasa heran.

"Lo punya alasan kuat agar gue buka hati untuk Haidar?" tanya Viona.

"Iya kak aku punya." Suara ini tidak ter keluar di mulut Adelia. Suara ini hanya berada di pikirannya tidak lebih.

"Lo gak punya alasan yang kuat," ujar Viona yang melihat Adelia hanya diam tak bersuara.

"Tapi kak penyesalan itu ada di akhir loh jangan sampai kakak menyesal," kata Adelia.

Cukup, Viona sudah tidak tahan dengan ucapan Adelia. Setiap ucapannya bagi Viona adalah teka-teki semuanya membuat rasa penasaran membeludak.

"Maksud lo apa?" tanya Viona.

"Enggak kak bukan apa-apa kok," balas Adelia.

Viona memutuskan untuk pamit pulang, dia sudah tidak tahan mendengar setiap ucapan Adelia yang baginya sangat aneh tersebut.

Dia memutuskan untuk pulang, akan tetapi bukan ke rumahnya. Dia memilih untuk duduk di cafe yang dia temukan di perjalanan. Tempatnya sangat indah, sangat sesuai untuk para remaja.

Viona memasuki cafe tersebut, tidak terlalu ramai Viona sangat menyukai suasana seperti ini. Dia memilih duduk di lantai dua, tempat yang strategis karena langsung menghadap ke arah jalan besar.

Suara Adelia selalu terngiang-ngiang di pikiran Viona. Dia memikirkan tentang Haidar. Tidak mau terlalu pusing, dia membuka layar handphonenya dan menghubungi Haidar.

TENTANG VIONA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang