27 : Terlihat Berbeda

568 99 36
                                    

^^ Klik Vote dan tinggalkan Komentar ^^

• Untuk menghindar aku pun tak bisa lalu bagaimana dengan perasaan ini apa bisa menghilang? •

***

HAPPY READING

"Mama masuk ya," ujar mama Viona di balik pintu kamar Viona.

"Iya ma masuk aja. Pintunya gak Ina kunci kok," jawab Viona.

Mamanya kaget melihat Viona, tas yang ada di lantai dan seragam lengkap yang masih melekat di tubuhnya. Tidak seperti biasanya.

"Kenapa begini?" tanya mama kepada Viona.

"Capek banget ma," jawab Viona.

"Capek apa nih? Capek hati?" tanya mama Viona sedikit menggoda Viona agar senyuman putrinya tersebut kembali lagi.

Viona tersenyum sekilas, "Apa sih ma. Ya kali cantik-cantik gini galau."

***

Viona pergi ke sekolah menggunakan mobil kali ini. Setelah memparkir kan
mobilnya Viona langsung masuk ke kelasnya. Sepanjang perjalanan dia hanya memainkan kunci mobilnya.

"Kak Viona!" sapa seseorang menyebutkan namanya. Viona paham kalau ini adalah suara Adelia.

"Ada apa?" tanya Viona yang berusaha bersikap biasa-biasa saja.

"Kakak marah sama aku?" tanya Adelia. Viona yang mendengarnya hanya tersenyum tidak ada sepatah kata apa pun yang terlontar dari mulut Viona.

Viona pergi dari sana, lagi-lagi Adelia menghentikan langkah kaki Viona.

"Kak!" ujar Adelia. Viona pun membalikkan badannya mengarah ke sumber suara yang tak lain adalah Adelia.

"Apa?" tanya Viona.

"Gue gak bakal ganggu dia lagi. Karena dia cuma punya lo," kata Viona yang diakhiri senyuman tipis. Dia melangkah menjauh dari sana.

Saat sini satu hal yang Adelia ketahui tentang akar dari masalah ini.

"Aku memang punya kak Andrean tapi kakak juga punya dia," ujar Adelia lalu pergi.

Sesampainya di kelas Viona langsung menghempaskan tasnya kasar di atas meja. Hari masih pagi ternyata dia sudah dipertemukan dengan Adelia, orang yang sangat ingin dia hindari dalam kehidupannya.

"Pengen pindah sekolah aja gue!" gumam Viona ngawur karena dia merasa sangat kesal.

Pelajaran di mulai, Viona berusaha untuk fokus terhadap apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Sampai suara bell tanda istirahat mengalihkan perhatian semua orang.

Viona meninggalkan kelasnya, dia pergi menuju ke kantin. Dia membeli satu gelas air putih, setelah membayar Viona pergi meninggalkan kantin. Langkah kakinya membawa dirinya ke taman sekolah, dia duduk di sana dangan satu tangan yang membawa gelas air yang sempat dia beli sebelum duduk di sini.

Viona duduk di kursi yang sudah disediakan, dadanya terasa sesak. Orang yang dia perjuangkan, belum sempat dia mendapatkannya. Akan tetapi kenyataan telah menamparnya dengan sebuah kenyataan.
Tanpa dia sadari air matanya mengalir di pipinya.

Bagaimana tidak, seseorang yang sudah kau perjuangkan malah berusaha untuk menjauh. Iya Viona sangat sedih, akan tetapi sekuat mungkin dia menahan agar air matanya tidak mengalir.

Entah darimana tiba-tiba datanglah Haidar, dia duduk di sebelah Viona tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu.

"Lo kenapa?" tanya Haidar.

TENTANG VIONA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang