Sudah lama sekali rasanya Felix tidak bermimpi tentang hal-hal yang indah. Tentang kehangatan pelukan. Dan tentang semua yang membuatnya ingin terus berada di alam mimpi alih-alih terjaga. Namun semua itu harus berakhir ketika telinganya menangkap suara percakapan dan tawa samar di luar kamar tidur. Felix mengerjapkan kelopak mata sekali, dua kali, lalu memindai sekeliling kamar tidur asing itu dengan tatapan awas.
Sebentar. Ini bukan kamarnya tetapi ia mengenalinyaㅡoh! Benar juga, ia sedang ada di apartemen Seo Changbin.
Perlahan Felix berguling ke samping dan memeluk guling dibalik selimut, sampai ia menyadari bahwa ada yang berubah pagi ini. Ia tidur sendirian, dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga dagu. Sisi samping tempat tidurnya kosong, yang artinya Changbin sudah terbangun lebih dulu dan mungkin menyelimuti Felix sebelum ia beranjak ke luar ruangan.
Pemikiran itu membuat Felix terdiam cukup lama hingga wajahnya terasa menghangat. Ia jadi malu sendiri membayangkan Changbin yang mungkin melihat wajah konyolnya saat tidur jika ia benar-benar memperbaiki posisi selimut di tubuh Felix.
"Kenapa aku nggak dibangunin?" gumam Felix dari balik selimut ketika ia kembali bergelung seperti kucing. Aroma mahogani dan kopi yang tertinggal di sepreinya membuat Felix kembali mengantuk hingga ia pun tertidur lagi hingga satu jam ke depan.
Pemuda itu baru terjaga saat seseorang mengetuk pintu kamarnya tiga kali. Kali ini Felix buru-buru terduduk begitu menyadari bahwa ia ketiduran lagi, lalu lekas turun dari kasur sebelum membuka pintu agak terlalu cepat. Di hadapannya, Changbin kelihatan agak terperanjat dengan kemunculan Felix. Pria itu refleks bergerak mundur hingga Felix bisa melihat tiga orang asing yang sedang duduk di sofa ruang tengah dan menatapnya dengan sorot tidak percaya.
"Holy shit!"
"Changbin hyung punya simpanan?! Astaga!"
"Changbin...siapa ini? Kenapa dia ada di sini waktu kau sedang rut?"
Berondongan pertanyaan itu membuat Felix terkejut hingga ia pun berdiri kikuk di sana sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan. Sementara Changbin langsung berbalik dan menggeram ke arah tiga lelaki di sana, terlihat tersinggung dengan kata-kata mereka.
"Siapa yang punya simpanan, Jeongin?! Kamu juga, Minho hyung. Ini Felix yang aku ceritakan kemarin! Yang bersedia membantuku melewati masa rut!" gerutunya. Felix lekas membungkukkan tubuh ke arah mereka semua untuk memperkenalkan diri.
"Aku...ehm, aku Lee Felix. Aku partner Changbin hyung, yeah, lebih mirip asisten pribadi begitu. Bukan seperti partner yang kalian pikirkan, kok," Felix buru-buru menjelaskan. Changbin terlihat mendelik sekilas pada teman-temannya sebelum memberi Felix tatapan berterima kasih. Felix hanya membalas dengan cengiran kikuk.
"Oh..."
"Yah, kecewa. Padahal aku udah senang tadi karena punya bahan blackmail."
"Jangan macam-macam, Kim Seungmin," didengarnya Changbin mendesis kesal. Sementara wajah Felix justru merona mendengar ucapan Kim Seungmin itu hingga membuatnya bergegas undur diri untuk pergi ke kamar mandi. Sepertinya ia harus segera membersihkan diri sebelum teman-teman Changbin makin salah paham karena wajah bangun tidurnya.
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, barulah Felix kembali ke tengah Changbin dan teman-temannya yang kali ini kembali menatapnya dengan sorot penasaran. Felix berusaha memasang senyum ramah ketika salah satu dari mereka (Jeongin kalau tidak salah) mengendusnya hingga membuat Changbin melotot protes.
"Aku cuma mau memastikan!" Jeongin balas menyuarakan protes.
"Dia beta, kan sudah kubilang," Changbin menggerutu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Moonlight ✓
FanfictionIn this fucked up world, Changbin doesn't want to be an alpha who live his life like a common alpha. He doesn't want to mate an omega, he just want a partner who can supress his animalistic side. That's why he chooses Felix, a beta, to be by his sid...