Haila, seorang perempuan cantik tengah merapihkan ranjang tidurnya dengan telaten. Terdengar suara tangis bayi dari kamar sebelah membuat Haila berjalan cepat menghampiri kamar tersebut.
Diraihnya bayi mungil yang baru saja menginjak 6 bulan itu, namanya Adelia, atau biasa dipanggil Adel.
Haila mengusap-usap pelan jidat Adel, tidak lama kemudian Adel kembali tidur. Dengan hati-hati Haila menidurkan Adel kembali diatas keranjang bayi.
Haila tersenyum tipis memandang anaknya yang tertidur dengan tenang. Tidak pernah Haila bayangkan sebelumnya, diumurnya yang akan menginjak 19 tahun, ia sudah dikaruniai anak yang lucu dan tidak rewel seperti Adel.
Bel rumah berbunyi, Haila segera menutup pintu kamar Adel dan pergi melangkah untuk membuka pintu. Ketika dibuka, Raja suaminya tengah merangkul bahu seorang perempuan cantik. Perempuan yang dirangkul Raja sekilas memberikan senyum tipis pada Haila.
Raja yang sepertinya sedang mabuk nyelonong masuk dan sedikit mendorong bahu Haila yang hampir saja terjengkang.
Haila mengekori langkah Raja dan kekasihnya. Pemandangan ini bukan yang pertama kalinya Haila lihat, Raja memang seringkali membawa wanita berstatus pacar masuk kedalam rumahnya. Bergunta-ganti pacar bagi Raja adalah hal biasa, tapi menurutnya, perempuan disampingnya adalah yang terbaik dari yang lainnya. Namanya Sela.
Sela membaringkan tubuh Raja diranjang yang sempat Haila rapihkan tadi. Raja menahan tengkuk Sela yang akan menjauh, dilumatnya bibir ranum Sela didepan Haila. Haila mengalihkan pandangannya dari dua insan didepannya yang tengah bercumbu panas.
Sela mensudahi ciumannya dengan Raja.
"Aku pulang dulu ya," pamit Sela pada Raja. Sela bangkit lalu menghampiri Haila.
"Aku nitip Raja ya, mba." Setelahnya Sela pergi meninggalkan kediamannya.
Pandangannya beralih dari pintu ke suaminya. Haila menghampiri Raja, perlahan ia melepaskan sepatu Raja dan menaruhnya dikolong ranjang.
Mata Raja yang semula terpejam kini terbuka. Ia menatap Haila, menarik Haila hingga tubunya terjatuh menimpa tubuh Raja.
"Sela..." Gumam Raja, dengan cepat ia meraup bibir ranum Haila. Oh tidak, plis, tidak untuk hari ini, Haila benar-benar lelah setelah seharian membereskan seluruh rumah sendirian.
Haila memberontak namun Raja berguling menindih tubuh Haila, Raja menahan kedua tangan Haila diatas kepala istrinya itu. Ciuman Raja turun ke leher Haila yang sudah penuh dengan bercak keunguan. Area sensitif Haila terasa berkendut.
Raja melepaskan kedua tangannya dari tangan Haila. Tangan kiri raja mulai menelusup kedalam baju tipis Haila mencari dua gundukan kenyal yang Raja sukai, sedangkan tangan kanannya berusaha membuka kancing celananya tanpa melepaskan pangutan bibirnya dengan bibir Haila.
Tangan Haila meremas kedua bahu Raja. Haila selalu kalah dengan kenikmatan yang Raja berikan, meskipun Raja selalu melakukannya dalam keadaan mabuk, serta mendesah menyebut nama Sela, namun tetap saja Haila dibuat melayang.
Haila harap, semoga saja Adel tidak terbangun malam ini. Karena Raja tidak akan melepaskannya sebelum menuntaskan nafsunya pada Haila yang Raja bayangkan bahwa itu adalah Sela, meskipun Adel menangis sekencang mungkin pun tidak akan membuat Raja berhenti.
💋
Hallo!
Ini cerita pertamaku diakun ini, suka tidak chapter pertamanya? Semoga saja suka ya. Chapter satu pendek karena hanya sebagai penggambaran kecil kehidupan Haila bersama Raja.Jika kamu suka, jangan lupa tinggalkan jejak bintangnya, dan berikan komentarnya juga ya! Aku akan update kembali jika ada yang menyukai cerita aku ini. Jika tidak ada, dengan berat hati akan aku unpublish :"(
Salam, Mila
KAMU SEDANG MEMBACA
HAILA
Romance[Follow dulu sebelum baca ya, artinya kamu support aku^^ Akan direvisi setelah ending.] "Bulan akan tetap bersinar meskipun tanpa aku." -Haila Putri Annisa Hanya cerita kecil saat dunia jarang sekali berpihak kepada ku. Aku hanya bisa menunggu, kapa...