💌 DUA PULUH TIGA 💌

735 182 39
                                    

"Raja, kalau mau cari pembantu itu dimana, ya?" tanya Haila.

Raja menghentikan kunyahannya, otaknya mulai berpikir kesana-kemari. Bagaimana mencari seorang pembantu? Apakah lewat media sosial? Haruskah diseleksi dulu? Dan berapa rupiah yang harus ia keluarkan untuk menggajih pembantu tersebut setiap bulannya.

Raja harus menanyakan semua pertanyaan di atas kepada Mamanya, tapi tidak mungkin, karena kini Mamanya sedang berada dirumah sakit.

Mungkin Raja akan bertanya kepada temannya saja. Ngomong-ngomong soal Teressa, keadaannya semakin hari semakin memburuk. Wanita paruh baya itu harus segera mendapatkan orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya untuk Teressa. Namun hingga sekarang Raja maupun Arman tidak kunjung menemukan orang itu. Bahkan sekarang Arman sudah hampir frustasi.

"Nggak tau, nanti aku tanya temen aku." kata Raja dibalas anggukan senang oleh Haila. Setelahnya tidak ada percakapan lagi, hingga keduanya menghabiskan makanannya.

"Jam 10 aku mau jenguk Mama, kamu ikut?" ajak Raja pada Haila. Haila mengalihkan pandangannya dari nasi di piringnya ke arah Raja. Matanya berbinar, tumben sekali Raja yang mengajaknya duluan.

"Mau!" jawab Haila antusias, perempuan itu juga merindukan Mama mertuanya. Ingin menjenguk dan mendoakan semoga saja Mama mertuanya cepat mendapatkan pendonor ginjal.

Raja mengangguk pelan, setelah membersihkan mulutnya dengan tissu, Raja beranjak dari duduknya lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Di dalam kamar Raja duduk terdiam. Bagaimana caranya mendapatkan pendonor ginjal secepatnya, Papanya sudah hampir putus asa. Jika sudah dapat, belum tentu juga itu cocok.

Raja menghembuskan nafasnya kasar. Jika seandainya sudah dapat dan cocok, Raja akan memberikan apapun untuk orang itu. Meminta rumah besarpun akan Raja usahakan. Semuanya demi Mamanya.

Hanya rumah, itu kecil bagi Raja. Karena sesungguhnya pengorbanan dan kasih sayang Mamanya padanya dari kecil hingga sekarang itu lebih besar dan tidak terhingga.

Teressa adalah cinta pertama Raja, wanita itu adalah cinta sejati Raja. Raja sangat menyayangi Mamanya. Meskipun sangat cerewet, tapi itulah bentuk kepedulian Teressa pada Raja.

"Ya Allah, tolong berikan yang terbaik untuk Mamaku. Berikan kemudahan untuk jalan hidupnya, karena aku sangat menyayanginya, aku belum rela bila dia harus pergi dariku sekarang. Panjangkan umurnya. Semoga secepatnya kami menemukan pendonor ginjal yang cocok untuk Mama. Ya Allah... Maafkan aku... aku merayumu jika aku sedang lemah saja." beberapa tetes air terjatuh dari pelupuk mata Raja.

Tanpa Raja sadari, ada seseorang yang melihat dan mendengar ucapannya dibalik pintu.

***

Tidak seperti biasanya, sebelum Nata berangkat sekolah, hari ini perempuan itu berdandan dengan natural. Hanya memakai bedak, maskara dan liptint dengan warna yang tidak terlalu mencolok.

Mungkin sekarang Nata harus selalu seperti itu. Karena Haila pun selalu berdandan dengan natural, mungkin Jack suka dengan perempuan yang ber-make-up natural.

Ya, Nata mengikuti Haila tujuannya agar Jack terpikat olehnya. Dulu Nata sangat menyetujui bila Haila bersama Jack, karena Nata berpikir Haila tidak pantas bersanding dengan suaminya yang berengsek. Lebih baik dengan Jack yang sepertinya bisa menjaga dan memperlakukan Haila dengan baik. Bahkan Nata sering sekali mendekatkan Jack dengan Haila.

Dan sekarang ia menyesal telah melakukan itu. Bila Nata merasa Jack bila menjaga dan memperlakukan Haila dengan baik, kenapa harus Haila? Kenapa tidak dirinya saja. Nata terlalu baik dengan Haila, tanpa berpikir bahwa dirinya juga butuh pendamping seperti Jack.

HAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang