Vote sebelum baca,
Komen setelah baca.***
Ojek yang ditumpangi Haila akhirnya sampai juga di depan gerbang rumah Nata. Haila turun dari motor, mengambil uang biru lalu di berikan pada abang ojek yang benama Aldi itu. Aldi melebarkan matanya.
"Ini banyak sekali?"
"Nggak apa-apa ambil aja, bang!"
"Wah, makasih. Makasih banyak!"
"Iya bang santai aja, nomorku sudah disimpan, kan? Nanti kalau aku butuh antar jemput aku chat Bang Aldi aja, ya?" Aldi menurut Haila adalah abang ojek yang mengasikkan dan tidak membosankan. Tidak banyak berbicara, namun sekalinya mengobrol dengan Haila akan sangat nyambung balasannya.
Jarang-jarang lho ada abang ojek ramah seperti Aldi ini, menurut Haila. Diumur Aldi yang baru 24 tahun ternyata sudah dikaruniai 2 anak yang kembar. Lana dan Lani, satu perempuan dan satu lagi laki-laki. Haila maupun Aldi jika bercerita selalu membanggakan para anaknya.
Setelah Aldi pergi Haila berbalik dan menekan tombol warna putih di dinding samping gerbang, bel rumah. Tidak lama ada seorang wanita paruh baya dengan wajah yang terlihat awet muda, membukakan gerbang lalu menyuruh Haila untuk masuk. Dia adalah Mamanya Nata.
"Masuk aja duluan, La. Mama mau sekalian ke warung depan dulu." ujar Mamanya Nata. Kedekatan antara Haila dan Nata sudah mencapai titik dimana masing-masing dari mereka memanggil Mama atau Ibu pada wanita-wanita yang melahirkan mereka. Contohnya Nata memanggil Sandra dengan sebutan Ibu, begitupun Haila yang memanggil Mama Nata dengan sebutan Mama.
"Iya, Ma. Kalau begitu Haila masuk dulu, ya..."
"Iya, jangan lupa tutup pintunya terus kunci, takutnya Mama agak lama."
"Siap, Ma!"
Haila melangkah memasuki pintu ber-cat putih. Setelah berhasil masuk, Haila menutup pintu lalu menguncinya. Dimana kedua sahabatnya itu? Biasanya diruang tamu, tapi kok ngga ada? Haila berjalan menaiki tangga. Mungkin ada di kamar Nata.
Terlihat kamar Nata terbuka, artinya benar mereka ada disana. Apa lagi ada Jack, jika pintu ditutup, patut dicurigai. Secara kan keduanya berlawanan jenis, maka artinya...
Ketika tepat berada di depan kamar Nata, pemandangan yang Haila lihat sangatlah mengejutkan. Hingga bola mata Haila melotot, mulutnya terbuka. Mereka sedang apa? Berciuman?
"Ups," Suara itu lolos begitu saja dari mulutnya. Oh tidak, ternyata suaranya tadi mengganggu dua insan yang langsung melotot melihat kehadirannya juga.
***
Raja maupun Bianca keluar dari mobil bersamaan. Mereka melangkah memasuki rumah Bianca. Didalam tidak ada siapa-siapa.
Bianca lahir bukan dikeluarga yang harmonis. Bahkan, keluarganya jauh dari kata harmonis. Karena sebab itulah Bianca lebih memilih menghabiskan hidupnya bersama teman-temannya dari pada berdiam diri dirumah yang sepi sangat membosankan. Namun sayang, ternyata dirinya salah memilih pergaulan.
"Dirumah tidak ada siapa-siapa?" tanya Raja. Bianca mengangguk seraya melingkarkan tangannya pada tangan Raja.
Bianca membuka pintu yang terkunci tanpa melepaskan rangkulan tangannya pada Raja. Setelah terbuka keduanya masuk dan Bianca mengunci pintunya dari dalam.
"Ambilkan aku minum." ujar Raja, Bianca mendengus pelan, namun ia tetap melangkah ke dapur untuk mengambilkan satu gelas air putih untuk Raja.
Raja mendudukan tubuhnya di sofa depan televisi. Tidak lama Bianca datang membawa satu gelas air dan ditaruh di meja pembatas antara sofa dan televisi. Rajapun yang sedang haus langsung menandaskan minuman yang Bianca bawa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAILA
Romance[Follow dulu sebelum baca ya, artinya kamu support aku^^ Akan direvisi setelah ending.] "Bulan akan tetap bersinar meskipun tanpa aku." -Haila Putri Annisa Hanya cerita kecil saat dunia jarang sekali berpihak kepada ku. Aku hanya bisa menunggu, kapa...