"Nomor yang anda hubungi tid--"
Haila menghela nafasnya, berkali-kali ia menelpon Raja, hanya terdengar suara operator perempuan yang menjawabnya. Sekali lagi Haila menekan panggilan untuk Raja, bila kali ini ditolak, terpaksa Haila akan pulang naik angkutan umum.
"Halo?" Yahh! Syukurlah panggilan kali ini Raja mengangkatnya.
"Kamu dimana? Bisa tolong jemput aku? Jika tidak bisa tidak ap--"
"Ngga bisa, aku lagi pergi sama Sela."
Tut.
Haila menatap layar ponselnya. Panggilan diakhiri. Ingin rasanya Haila menangis, namun tidak mungkin bila dirinya menangis di sisi jalan seperti ini.
"Hai!" Haila tersentak kaget, ia menoleh kebelakang. Seorang laki-laki berjaket hitam dengan motor matic yang masih menyala, tersenyum kearah Haila.
"Siapa kamu?" Tanya Haila.
"Aku tetangga sekaligus temannya Nata, ia menyuruhku untuk mengantar mu pulang bila suami mu tidak bisa menjemput mu. Apakah suami mu akan menjemput mu?" Tanya laki-laki itu.
"Sebelumnya, siapa nama mu?"
"Ah ya, aku lupa memperkenalkan diriku. Nama ku Jackson, kamu bisa memangilku Jack!" Ucap Jack seraya mengulurkan tangannya pada Haila, Haila membalas uluran tangan Jack seraya tersenyum tipis.
"Haila, nama ku Haila. Kamu blasteran ya?"
Jack tersenyum. "Emang kelihatan banget ya?" Tanyanya seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Tentu saja! Mendengar nama mu serta melihat bola matamu yang biru aku merasa sedang berhadapan dengan orang bule!" Jack tertekeh, begitu pun dengan Haila.
"Baiklah, bagaimana jika aku mengantar mu pulang? Naik angkutan umum pasti akan membuatmu gerah karena berdesak-desakan." Kata Jackson, Haila mengangguk.
"Boleh, suami ku tidak bisa menjemput ku pulang."
Haila menaiki motor matic Jack, Jack mulai melajukan motornya menuju alamat rumah yang sudah Haila beritahu tadi. Kebetulan dulu salah satu teman Jack ada yang pernah tinggal di sekitaran sana.
"Kenapa suami mu tidak bisa menjemput mu?" Tanya Jack yang tidak betah dengan keheningan keduanya.
"Mungkin sedang sibuk," sibuk berpacaran dengan kekasihnya. Lanjut Haila didalam hati. Jack mengernyit.
"Hari libur seperti ini, apa pekerjaan yang membuatnya sibuk? Dia kerja apa?"
"Itu privasi, Jack."
"Ah maaf, anyway berapa usia anak mu?"
"6 bulan jalan 7 bulan."
Jack tidak menjawab. Ia bingung harus menjawab apa, ia juga sudah kehabisan topik untuk ditanyakan. Akhirnya keduanya diam kembali, hanya suara bising kendaraan lain yang menghiasi perjalanan mereka.
"Sudah sampai." Kata Jack pelan. Haila turun dari motor Jack, begitu pun Jack yang turun juga dari motornya.
"Terimakasih Jack sudah mengantarku pulang!"
"Tidak masalah, Haila, jika kamu tidak keberatan boleh aku meminta nomor ponsel mu?" Tanya Jack, Haila tersenyum tipis lalu mengangguk. Tidak masalahkan bila hanya meminta nomor ponsel saja?
Setelah menyimpan kontak Haila, Jack kembali memasukan ponselnya kedalam saku celananya.
"Baiklah, aku duluan Jack." Jack hanya mengangguk, ia tidak segera pergi dari sana, ia ingin melihat Haila memasuki gerbang rumahnya itu baru dirinya akan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAILA
Romance[Follow dulu sebelum baca ya, artinya kamu support aku^^ Akan direvisi setelah ending.] "Bulan akan tetap bersinar meskipun tanpa aku." -Haila Putri Annisa Hanya cerita kecil saat dunia jarang sekali berpihak kepada ku. Aku hanya bisa menunggu, kapa...