💌 SEMBILAN 💌

988 200 53
                                    

Haila menunggu kepulangan Raja seraya memainkan ponselnya. Ia masih bertukar pesan dengan kedua temannya, padahal waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.

Bel rumah akhirnya berbunyi. Haila segera menaruh ponselnya diatas meja, berjalan cepat menuju pintu utama lalu membuka pintu tersebut.

Haila menatap Raja tidak tega, kentara sekali Raja kini sedang lelah. Tatapan datar Raja entah hilang kemana, digantikan dengan wajah lelah Raja.

"Kamu habis kerumah sakit dulu, ya?" Tanya Haila ketika Raja sudah membaringkan tubuhnya diatas sofa. Dengan telaten Haila melepaskan sepatu dan kaos kaki Raja, setelah selesai, Haila memijat kaki suaminya tersebut.

Raja menikmati pijatan Haila.

"Kamu habis kerumah sakit dulu, Ja?" Ulang Haila, Raja membalas hanya dengan deheman saja.

"Mama sakit apa sebenernya?"

"Gagal ginjal,"

"APA?!"

"AW!"

"Eh maaf, aduh, Raja maaf ngga sengaja." Sesal Haila.

"Iya."

Saking terkejutnya Haila, ia sampai meremas kaki Raja hingga kuku panjang Haila menancap dikulit kaki Raja. Haila kembali memijat kaki Raja. Dari dulu Teressa memang memiliki penyakit ginjal, mungkin karena sudah terlalu lama dan mulai parah, penyakit itu meraja hingga kini Teressa mengidap gagal ginjal.

Lama-lama rasa lelah yang Raja rasakan mulai berkurang. Tubuhnya mulai rileks, pijatan Haila luar biasa enaknya.

"Kamu udah makan?"

"Udah,"

"Mau mandi?"

"Hm."

Raja merubah posisinya menjadi duduk. Ia menatap Raja yang sedang meregangkan ototnya. Haila teringat foto yang sempat ia curi saat pulang dari mall bersama Jack. Tapi apakah ini waktu yang tepat untuk memberikannya pada Raja? Kasian Raja, pasti masih cape. Pikir Haila.

Lira adalah perempuan keempat yang pernah Raja bawa masuk kedalam rumahnya. Tentu saja Raja mengaku bahwa Haila adalah anak pembantunya. Mungkin bila mereka akan bertanya mengapa Haila masih disini? Katanya Ibunya hanya mengambil cuti sebentar, maka Raja akan menjawab bahwa sekarang Haila lah yang menggantikan Ibunya bekerja disini.

Dasar pembohong

"Ja," cicit Haila. Raja berdehem.

"Aku mau nunjukin kamu sesuatu, tapi aku ngga tega liatin ke kamunya, kamu pasti masih cape. Nanti kamu pasti kepikiran." Ucap Haila. Raja terdiam menatap Haila yang kini duduk disampingnya.

"Ngomong, jangan cuma bikin penasaran."

"Oke. Tadi aku sama Jack sehabis pulang beli kado untuk Nata, ngga sengaja aku liat Lira yang dirangkul laki-laki ngga tahu siapa, mereka berjalan seraya tertawa. Aku ngga mau suudzon, tapi firasat aku bilang Lira selingkuhin kamu." Jelas Haila. Raja tidak menanggapinya, Raja hanya menatapnya dalam.

Duh, Haila jadi salah tingkah, Raja pasti mikirnya Haila berbohong agar selingkuhan Raja berkurang.

"A-aku ngga bohong, kok! Aku ada buktinya, bentar!" Saat Haila akan meraih ponselnya, tangan Raja segera menahannya. Haila mendongak menatap Raja.

"Aku percaya." Raja menatap Haila dalam, Haila merasa terhipnotis dengan tatapan Raja.  Baru kali ini Raja menatapnya sedalam ini, jantung Haila berdebar. Bila bersama Jack Haila selalu merasa nyaman, maka bersama Raja Haila selalu berdebar.

HAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang