💌 SEMBILAN BELAS 💌

777 187 61
                                    

Votenya dulu yah❤!
Tolong tandai typo ya...

***

"Ada apa?" tanya Haila tanpa basa-basi pada Sela yang berdiri didepannya. Keduanya berada didepan pintu dapur, dari samping tidak jauh ada tempat kasir.

"Mba ngapain disini?"

"Ya... nggak ngapa-ngapain, cuma kumpul aja." jawab Haila bingung menjelaskannya.

"Boleh ngga kenalin aku ke temen-temen Mbak?" Sela bertanya dengan antusias. Haila menatap Sela dengan bingung, untuk apa? Dan kenapa tiba-tiba ingin berkenalan?.

"Mau apa Sel? Mau ngambil mereka dari aku?" tanya Haila. Sela meringis, ucapak Haila tadi sedikit menyentil hatinya. Perempuan itu menggeleng mantap.

"Astaga, ngga gitu Mbak! Aku emang murni ingin berkenalan. Sebelum Mbak datang aku sudah memperhatikan mereka. Keduanya seperti orang yang asik, sering tertawa, aku pikir mereka sepasang kekasih. Karena terlihat serasi. Aku terkejut saat Mba menghampiri mereka. Ya, intinya begitu! Aku hanya ingin berteman Mbak, serius!" Sela jujur, ia hanya ingin berteman dengan mereka.

Tapi sayang, sepertinya mereka tidak ingin berteman dengan dirinya. Haila memutar otaknya, berpikir alasan apa yang akan ia pakai untuk menolak Sela dengan halus.

"Sela, ngapain disini?"
Seorang waitress menghampiri keduanya, waitress itu awalnya akan kedapur, namun Haila dan Sela menghalangi jalannya. Waitress setengah baya ini juga adalah pelayan yang paling akrab dengan Sela.

"Eh, nggak lagi apa-apa. Mau kedapur ya?" Waitress yang bernama Dini itu mengangguk. Pandangannya beralih pada Haila.

"Siapa itu Sel? Eh, maaf anu jadi lancang!" Dini memukul pelan mulutnya. Sela terkekeh pelan.

"Dia itu istrinya Raja lho, masa Mbak nggak kenal?" ucapan Sela tadi sontak membuat Dini maupun Haila tercengang kaget. Dini sampai menutup mulutnya tidak percaya, sedangkan Haila mulai was-was.

Kenapa Sela enteng sekali mengucapkannya! Bisakah perempuan itu berpikir dulu sebelum berucap? Memang jika para pekerja disini tau bahwa Haila adalah istri Raja, mereka tidak akan menjahati Haila, bahkan mereka akan menghormati Haila.

Tapi Sela? Citra perempuan itu akan menjadi buruk. Karena orang lain yang tidak tau awalnya akan mengira bahwa Sela adalah selingkuhan Raja.

"Lho, jadi Mbak beneran ngga tau?" ujar Sela seraya terkekeh kecil.

"S-sel!" bentak Haila marah bercampur takut. Ya, takut, bagaimana bila Raja mengetahuinya? Dan berprasangkan Haila sendiri yang mengungkapkannya pada pekerjanya.

"Kenapa Mbak?"
Pertanyaan dari Sela tidak Haila gubris, mata Haila menatap Dini yang terdiam, raut terkejutnya belum sepenuhnya hilang. Haila meraih tangan dini lalu digenggamnya.

"Bu, tolong! Aku memang istrinya Raja, Tap--"

"HAILA!!" teriak Raja marah, beberapa pengunjung didekat sana menoleh. Dengan langkah besar dan cepat Raja melangkah menghampiri Haila, menarik tangan perempuan itu dengan kasar, genggamannya sangat kuat. Haila meringis kesakitan.

Tanpa babibu Raja membawa Haila pergi dari sana.

"Raja sakit! Raja lepas sakit!"

"Raja sakit! Hiks," Haila menangis, air matanya mengalir dengan deras. Sakit bercampur malu yang kini Haila rasakan, hampir seluruh pengunjung menatapnya. Raja tidak menanggapi ucapan Haila, ia masih melangkah lebar seraya menarik tangan Haila.

HAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang