Tolong tandai typo dan kalimat rancu, happy reading♡!
***
"Mba, kenapa bisa di sini?" tanya Sela seraya berjalan menghampiri Haila. Haila diam, ia menatap Sela kaku. Apa yang harus Haila katakan?
"Mba?" panggil Sela kembali, kini ia sudah berjongkok di depan Haila.
"Mba, sakit apa? Kenapa Mba ngga bilang sama Raja? Raja ngiranya Mba pergi ninggalin dia." ucap Sela membuat Haila meringis kecil. Sudah Haila duga, Raja pasti akan berpikiran seperti itu.
"Mba s-sakit..." Terlihat Haila ragu untuk mengungkapkannya. Sela tersenyum, meraih kedua tangan Haila untuk di genggam.
"Nggak apa-apa Mba, bilang aja," kata Sela meyakinkan Haila. Akhirnya Haila menghela nafasnya, lalu mulai menceritakan semuanya dengan rinci. Suster di belakang Haila pun ikut menyimak karena penasaran.
Raut wajah Sela sangat terkejut kala Haila memberitahukan bahwa ialah yang mendonorkan ginjalnya untuk Teressa.
"Yaampun Mba!" Mata Sela berkaca-kaca setelah Haila menyelesaikan ucapannya, "aku sampai ngga bisa berkata-kata lho, hati Mba itu terbuat dari apa sih? Mba baik banget."
Haila hanya tersenyum mendengarnya.
"Tapi Mba, Raja ngiranya kalau Mba pergi dari rumah. Kenapa Mba ngga jujur aja sama Raja?" tanya Sela.
"Meskipun Mba kasih tau, Raja ngga akan peduli. Yaudah, mending rahasiain aja. Cukup Papa Arman sama kamu aja yang tau."
"Saya juga tau," celetuk suster di belakang Haila keceplosan. Lantas Sela dan Haila menoleh pada suster itu lalu terkekeh. Sang suster menutup mulutnya malu, ini adalah prilaku yang tidak sopan.
"Sekarang Mba mau kemana?"
"Ke taman, bosen di ruangan serba putih terus."
"Maaf, ya, Mba, aku ngga bisa ikut. Aku mau jenguk Mama Teressa." kata Sela. Haila sedikit meringis saat Sela memanggil mertuanya dengan sebutan 'mama', tapi Haila membalas dengan anggukan.
"Mba lekas sehat kembali ya, jaga kesehatan juga, Mba!" Sela memeluk Haila sebentar.
"Yaudah duluan, ya, Sel!" Suster yang sebelumnya mendorong kursi roda Haila kini mulai mendorongnya kembali.
Haila berpikir, benarkah tindakannya yang memberitahu Sela? Semoga saja benar. Haila juga yakin Sela bisa merahasiakannya dengan baik.
Huh, sebenarnya Sela adalah kekasih Raja. Tapi kenapa keduanya kelihatan dekat sekali? Aneh, atau mungkin ini semua karena janji Haila pada Sela ketika pertama kali keduanya bertemu.
Atau mungkin juga karena Sela baik padanya, tidak seperti kekasih Raja yang lainnya.
Sela terdiam menatap kepergian Haila. Pikirannya tengah mengarah pada sesuatu.
***
"Sela mau kesini, Ma." ucap Raja memberitahu Teressa. Seketika mata Teressa berbinar dan mengangguk antusias.
"Bagus, calon menantu Mama datang!" kata Teressa dengan riang. Raja hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Bu bu bu!" celoteh Adel seraya menunjuk-nunjuk sebuah majalah.
"Adel mau majalah?" tanya Raja pada Adel, lalu mencium gemas sebelah pipi putri perempuannya itu. Arman meraih majalah yang Adel inginkan, berjalan menghampiri Adel lalu memberikan majalah tersebut. Arman mengusap-usap kepala Adel dengan lembut membuat Teressa maupun Raja terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAILA
Romance[Follow dulu sebelum baca ya, artinya kamu support aku^^ Akan direvisi setelah ending.] "Bulan akan tetap bersinar meskipun tanpa aku." -Haila Putri Annisa Hanya cerita kecil saat dunia jarang sekali berpihak kepada ku. Aku hanya bisa menunggu, kapa...