Tandai Typo ya!
***
Raja memejamkan matanya. Lebih baik ia menabrak pohon dari pada harus tetap melajukan mobilnya, karena jalanan kedepannya hanya ada turunan saja. Membuat laju mobilnya lebih kencang dan ia akan mengalami kecelakaan yang parah.
Raja membanting stir kearah kiri, ketika jarak mobilnya dengan pohon mangga di sebelah rumah ber-cat biru semakin dekat. Dengan cepat Raja membuka pintu mobil dan melompat hingga tubuhnya mendarat kasar di atas rerumputan.
Brak
"Haila..." lirihan itu lolos begitu saja dari bibirnya. Nama itu, pemilik seorang perempuan yang sering ia perlakukan dengan seenaknya. Dan sekarang hanya ada nama perempuan itu di benaknya. Raja butuh Haila sekarang, ia ingin perempuan itu menolongnya.
Raja meringis merasakan perih di punggungnya. Meskipun tubuhnya mendarat di rerumputan, namun tetap saja tubuhnya serasa terbanting dan seperti akan remuk saat ini juga.
Raja mengangkat tangannya lalu memijit pelan pelipisnya yang terasa pusing. Posisinya masih terlentang di atas rerumputan, enggan beranjak dari sana. Hingga tidak lama kemudian Raja sudah dikerumuni warga yang akan menolongnya.
***
Setelah Jack pergi untuk mengantarkan Haila pulang, dan Mamanya pun sudah kembali dari warung. Lantas Nata beranjak dari sofa dan melangkah menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
Ketika sudah berada di depan pintu kamar, tulisan 'Wellcome di kamar perawan' menyambutnya. Nata membuka pintu dan menutup rapat-rapat lalu menguncinya. Melangkah gontai ke arah kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar kembali segar.
Setelahnya Nata duduk diatas kursi meja riasnya. Nata bersiap-siap untuk melakukan rutinitasnya setiap malam, memakai skincare malam.
Ditengah-tengah kegiatannya Nata tiba-tiba saja terdiam seraya menatap wajah dirinya di balik cermin. Ingatannya kembali berputar saat dirinya kelilipan beberapa jam lalu.
*
"Aw!" jerit Nata kala sesuatu serasa masuk ke dalam matanya. Perih, itu yang di rasakan Nata. Jack yang sedang berusaha menidurkan Adel pun lantas berjalan menghampiri Nata.
"Kenapa, Nat?" tanya Jack khawatir.
Mungkin karena sedikit panik suara Jack terdengar lebih tinggi dari biasanya, sehingga Adel pun yang baru saja memejamkan matanya jadi terbuka kembali. Gadis kecil itu bangun dari tidurnya lalu menaiki bantal dan menepuk-nepuk bantal tersebut seraya berceloteh tidak jelas.
"Nggak apa-apa, ini cuma kelilipan, tapi... Perih banget." ucap Nata mencoba membelakan matanya dan mengibas-ngibaskan tangannya di depan mata. Jack menarik tangan Nata, membawa gadis itu untuk duduk di pinggir kasur. Dengan posisi tubuh Jack yang membelakangi pintu, dan tubuh Nata yang terhalangi tubuh kekar Jack.
Jack membelakan mata Nata, lalu meniup-niupnya. Tujuannya agar debu atau apapun yang masuk dalam mata Nata bisa keluar.
Nata terdiam, tubuhnya seketika saja membeku ketika merasakan jarak antara dirinya dan Jack hanya beberapa senti saja. Jantungnya berdegup lebih kuat dari biasanya.
Usaha Jack berhasil, kini Nata dapat menatap Jack dengan mata yang terbuka sempurna tanpa merasakan perih lagi. Ketika melihat mata Nata yang tidak berkedip-kedip lagi seperti sebelumnya, saat itu juga Jack menghentikan aksinya yang meniupi mata Nata dan kini tatapan keduanya bertemu.
Pikiran Nata maupun Jack tertuju ke arah yang sama. Jack menatap Nata dalam, walaupun usia Jack yang bisa terbilang dewasa, namun Jack sama sekali belum pernah merasakan bagaimana rasanya berciuman. Ingin merasakannya, tapi dengan siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
HAILA
Romance[Follow dulu sebelum baca ya, artinya kamu support aku^^ Akan direvisi setelah ending.] "Bulan akan tetap bersinar meskipun tanpa aku." -Haila Putri Annisa Hanya cerita kecil saat dunia jarang sekali berpihak kepada ku. Aku hanya bisa menunggu, kapa...