#9

563 83 13
                                        

Hello I am back with another chapter!!

Don't forget to hit the star, ok? 

Let's get started!!



Sebenarnya ini rumah siapa?

Ctarrr dorrr dorr treeetttr!!!!!

Suara terompet yang ditiup menyambut Junseok sekaligus membuat Junseok jadi tahu ini kediaman siapa.

"Selamat ulang tahun!!!"

Jadi mereka itu adalah...

Lee Jaemin dengan kedua orangtuanya, Yoona dan Donghae.

Yoona yang berdiri diantara anak dan suaminya membawa sebuah kue lengkap dengan lilin yang menyala, lilin bersimbol angka tujuh belas. Donghae menghamburkan confetti ke udara. Sedangkan anggota keluarga paling muda, Lee Jaemin meniup terompet.

Jangan lupakan juga tentang topi kerucut yang bertengger manis diatas kepala.

Junseok masih membeku. Bagaimana bisa mereka mempersiapkan semua ini? Bagaimana bisa mereka tahu bahwa hari ini tujuh belas tahun lalu Junseok dilahirkan kedunia?

Tak tahu, Junseok juga bingung. Kepalanya terus saja berdenyut memikirkan semua ini.

"Jun buat permohonan dulu, abis itu tiup lilin."

Tak perlu dipaksa, Junseok segera memejamkan mata. Menyatukan kedua telapak tangan lalu berdoa. Entah apa yang diminta, yang jelas Junseok sangat serius.

Usai memejamkan mata karena berdoa, Junseok segera meniup lilin. Semua orang bersorak riang setelahnya, namun Junseok berbeda. Dipandanginya ketiga orang yang berdiri didepannya secara bergantian. Hanya gerakan bibir ketiganya yang bisa Junseok lihat, sementara suaranya tidak. Padahal faktanya mereka sangat berisik.

Sesaat setelahnya, air mata Junseok mengalir tanpa disengaja. Menerobos dinding pertahanan diri Junseok yang selama ini kokoh bak batu karang. Junseok terharu sekaligus bahagia. Ternyata masih ada orang yang ingat hari dimana ia dilahirkan.

Mengerti dengan perasaan Junseok, Yoona segera meletakkan kue ulang tahun diatas meja. Kedua tangannya direntangkan menyambut tubuh Junseok agar masuk ke kedua lengannya.

"Apa boleh?" Polos Junseok.

Tanpa kata-kata, Yoona segera menghamipir Junseok. Melingkarkan lengannya ke tubuh Junseok. Lalu salah satu tangan Yoona mengusap lembut kepala dan punggung Junseok secara bergantian. Berusaha membuat air mata enggan jatuh kembali.

Tapi tentu saja semua malah berbanding terbalik.

Menerima perlakuan Yoona padanya, Junseok semakin terharu. Air mata Junseok semakin deras mengalir, bahkan sebagian mulai membasahi baju Yoona. Yoona sadari itu, tapi ia sama sekali tak keberatan.

Jadi begini rasanya dipeluk dan dielus oleh seorang ibu?

Donghae dan Jaemin yang saling bertatap menunjukkan senyuman haru mereka juga saling berpelukan. Jaemin sendiri menenggelamkan wajah di pundak Donghae, bersembunyi disana. Jaemin merasa hatinya diremat melihat Junseok yang menangis di bahu bunanya. Dari hal kecil ini Jaemin bisa belajar untuk lebih bersyukur. Dia punya segalanya.

Kondisi kembali membaik setelah mereka larut dalam suasana haru. Kini mereka beralih ke meja makan. Rupanya Yoona sudah menyiapkan makan malam khusus untuk merayakan hari ulang tahun Junseok.

Lihatlah diatas meja makan itu, ada nasi hangat, daging dan jangan lupakan keberadaan sup rumput laut disana. Memakan sup rumput laut dihari ulang tahun adalah sebuah tradisi. Tentu saja Junseok dibuat makin tersentuh. Dia bersyukur bisa dipertemukan dengan keluarga kecil berhati malaikat seperti ini.

My Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang