# 20

505 67 8
                                    

Malam semuanyaaa!!!

Cuma mau ingetin buat pencet bintang, kasih komentar sama follow aku jangan lupa^^




"Jaemin pulang bun!"

Kebiasaan Jaemin ketika sudah sampai dirumahnya. Berteriak memberikan isyarat bahwa anak itu sudah pulang dan biasanya Yoona akan langsung menyahut. Alasannya karena akses masuk rumah itu langsung mengarah ke dapur, tempat favorit Yoona. Karena setiap kali Jaemin pulang sekolah, Yoona akan menyambutnya dengan wangi masakan yang menguar memenuhi ruangan.

Dan Donghae juga biasanya juga akan duduk di mini bar. Menyaksikan dari belakang ketika istri tercintanya memasak. Donghae adalah penggemar nomor satu Yoona.

"Buna?"

"Bukan begitu sayang, motong cabenya harus serong."

Apalagi ini? Tadi ayah, sekarang buna. Sudahlah, Jaemin rasanya ingin menghilang dari muka bumi melihat adegan dimana Yoona dengan telaten dan sayang mengajari Jeno memasak. Ini terlalu menyakitkan, Jaemin tak bisa. Terlebih Yoona tak sedikitpun bergeming untuk menyambut Lee Jaemin. 

Maksudnya ini Yoona. Orang yang sangat disayang dan dekat dengan Jaemin. Apa iya Jeno juga mau mengambil bunanya?

Jangan! Cukup ayah saja yang diambil, Jaemin masih bisa ikhlas.

Kalau begini rencana Jaemin untuk mengadu akan gagal total. Sudahlah, daripada tambah emosi lebih baik Jaemin beringsut masuk kamar dengan langkah yang menghentak-hentak. Mengekspresikan suasana hati yang sedang tak baik. Meski mengehentak sekeras apapun tidak ada yang menggubrisnya. Tentulah Jaemin tekanan darahnya semakin naik.

Sampai didalam kamar, Jaemin langsung membanting dirinya diatas kasur dengan keras karena setelah itu tubuh Jaemin terpental berkali-kali. Anak itu masih tak habis pikir dengan hari ini. Semuanya seperti mimpi. Masih teringat dengan jelas ketika Junseok kembali ke sekolah dengan nama baru, Lee Jeno. Lalu anak itu mulai kurang ajar merebut semuanya, menggeser posisinya. Merebut sahabat, ayah dan sekarang orang yang paling disayanginya, buna Yoona.

"Lee Jeno nyebelin!" Jaemin mengusak surainya dengan kasar.

"Jaemin turun yuk, kita makan malam sama-sama."

Dengan senyum tak berdosa, Jeno berdiri dan menyandarkan diri di pintu kamar Jaemin. Membuat Jaemin demi kerang ajaib ingin sekali mengacak-acak wajah Jeno. Menjambak rambutnya dan mengkruwes bibirnya.

"Males!" Sekilas Jaemin menoleh namun dengan secepat kilat anak itu langsung membuang muka.

Jika kalian berfikir Jeno akan mendekat dan menarik tangan Jaemin lalu memaksanya turun, kalian benar. Hal itu benar-benar terjadi. Bahkan Jeno sudah berhasil menyeret Jaemin turun dari ranjangnya. Meski Jaemin sempat melawan, itu semua sia-sia karena tahu sendiri tenaga Jeno berkali lipat lebih besar daripada Jaemin kala itu. Karena tubuh Jaemin yang sudah lemas saja, coba kalau tidak, sepertinya setara. Akhirnya Jaemin pasrah, dengan rambut acak-acakan dan seragam yang masih melekat Jaemin ikut turun dengan tangan Jeno yang masih menempel pada pergelangannya.

My Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang