#11

525 75 2
                                    

Haii aku kembali... sudah ada yang menanti, maybe?

Tolonglah hit the star sebelum atau sesudah baca :)

Komen juga jangan lupa. Soalnya aku tuh pengen tahu komentar kalian tentang cerita ini tuh gimana. Apa kurang greget, apa b aja, apa lebay, apa gimana gitu. Jadi let me know your feeling after you read this story, so far. Oke oke oke? wkwkk maksa bgt anjimm.

Ya udah daripada berlama-lama mending langsung aja^^




"Ayo lah Chan buruan! Lemot banget sih otak lo ngerjain kaya gini aja."

"Sabar dong Sung, masih kurang satu soal."

Haechan masih saja berkutat dengan buku besar dihadapan. Membolak-baliknya, mencari-cari rumus, lalu menerapkannya untuk menyelesaikan satu soal yang memang cukup membuat dirinya pusing. Bibirnya juga komat-kamit, tapi bukan karena membaca mantra.

Siang itu didalam kelas 2-1 sudah tampak sepi, hanya menyisakan Chenle, Jisung, Renjun dan Haechan. Oh iya, jangan lupakan keberadaan penghuni tetap bangku pojok paling belakang alias Lee Junseok. Anak itu masih saja fokus dengan bukunya meski hampir semua temannya sudah pulang. Karena Junseok hanya akan pulang setelah bel pulang dibunyikan.

"Aduh! Haechan goblok!" Chenle bersungut kesal. Anak itu tersungkur dilantai karena ulah Haechan yang menjegalnya. Sebagai akibat dari reaksi Chenle yang menyambar tasnya diam-diam dan hendak meninggalkan Haechan. Bersama Jisung tentunya.

"Ya lo jangan nambah ribet makanya kalo mau gue cepetan kelar!"

"Mana tadi Haechan yang nganggap enteng soal? Kata lo tadi hilih cimi limi siil, kicil ini mih. Cuih." Renjun yang membawa setumpuk kertas ditangan ikut bersuara, kesabaran sudah mulai habis.

"Salah kalian sendiri yang ngunciin gue diluar tadi!"

"Salah sendiri lo ribut!"

Betul. Lee Haechan tadinya memang sempat dikunci diluar kelas. Salah sendiri tadi ketika semua sedang serius-seriusnya, Haechan malah mengacau, membuat keributan. Menyanyi sambil bermain gitar tak jelas. Menganggap enteng jumlah soal yang katanya cuma lima buah.

Haechan tak ingat saja kalau itu soal fisika dari Bu Seohyun. Memang soalnya hanya lima buah, tapi jawaban per soal minimal satu halaman. Harus disertai dengan penjelasan yang rinci. Kalau tidak, jangan harap Bu Seohyun mau mengoreksi. Jangankan mengoreksi, menyentuhpun tak sudi. Bu Seohyun itu sangat detail dan perfeksionis.

Jadi jangan salahkan jika semua penghuni kelas sepakat untuk mengunci Haechan diluar.

Itupun masih untung Haechan masih diperbolehkan masuk di satu jam terakhir. Kalau tidak, habislah. Itu soal pengganti soal ulangan mingguan.

"Pulang sekolah mau kemana?"

"Kita mau nongkrong di starbucks. Mau ikut?" Jisung menjawab pertanyaan Renjun enteng. Dengan alis naik turun begini Jisung sangat senang, bisa ditebak sih pasti Chenle hari ini yang mentraktir.

"Jaemin katanya kangen tuh sama kalian. Ngga mau kerumahnya?"

Haechan, Chenle dan Jisung berubah ekspresi. Wajahnya jadi datar. Nama seorang Jaemin adalah yang sangat dibenci saat ini.

"Kenapa?!" Haechan bertanya dengan nada suara tinggi.

"Ya kan, kita temennya Jaemin. Lagian dia lagi sakit."

"Gue ngga pernah punya temen yang suka bohong. Udah aib suka bohong lagi."

Buagkhh

Jisung jatuh tersungkur. Perutnya nyeri terkena sebuah tendangan. Bukan Renjun pelakunya, tapi Junseok. Anak itu tak tahan mendengar Jaemin yang dikatai aib.

My Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang