Beberapa minggu berselang setelah kejadian di dapur itu, hari-hari Jaemin dan kawan-kawan hanya diisi dengan belajar dan belajar untuk mempersiapkan ulangan kenaikan kelas. Terpaksa kegiatan aurora borealis berhenti total meski banjir tawaran manggung.
Selalu saja mereka belajar bersama, saling bimbing satu sama lain jangan sampai ada yang tertinggal atau kurang pemahamannya. Semua orang harus dipastikan naik kelas dengan nilai yang memuaskan.
Persahabatan yang sangat solid tergambar dari perjuangan keenamnya yang memastikan bahwa semua harus berhasil mencapai titik yang sama. Keenamnya naik kelas dan berhasil meraih nilia diatas rata-rata. Tentu saja ini semua menjadi keberhasilan bersama.
"Na kamu kenapa? Masih ngantuk?" Setelah beberapa saat mencari, Jeno akhirnya menemukan Jaemin yang memang keberadaannya agak menjauh dari semua orang. Anak itu duduk sendiri dan terlihat kurang bersemangat ditengah atmosfir belakang panggung yang riuh. Semua orang mondar-mandir mempersiapkan ini dan itu.
Sebagai informasi, hari ini diadakan pensi sebagai perayaan kenaikan kelas. Sebagai tanda terima kasih kepada para guru yang sudah berjuang keras memberikan ilmunya dan tentu saja bagi para siswa yang sudah belajar dengan keras.
"Hngggg...." Jaemin hanya menggantung jawabannya.
"Aku ambilin kopi ya?"
"Ngga perlu Jeno," kemudian yang terjadi Jaemin memberikan kode untuk Jeno. Meminta anak itu ikut bergabung disampingnya. "Kamu duduk disini aja temenin aku ngobrol, nanti aku pasti ngga ngantuk lagi."
Jeno yang dasarnya penurut menurut saja. Toh anak itu tidak bisa berkata tidak pada Jaemin. Jeno juga sempat berfikir bahwa persiapan panggung masih lama, jadi tak ada salahnya kalau dirinya ikut bergabung bersama Jaemin.
"Hari ini kita bakal nyanyi empat lagu. Kamu udah siap kan, Na?" Lee Jeno sedikit mendongakkan kepalanya untuk menatap Lee Jaemin karena posisinya sekarang adalah Jeno yang bersandar pada bahu Jaemin. Hal ini sudah biasa dilakukan keduanya sejak kecil dulu. Mereka menyukai pundak satu sama lain untuk bersandar.
"Siap banget No. Liat semua orang pada antusias pake bawa banner segala aku rasanya jadi terharu. Ngga nyangka banget kita bakal dapet cinta sebanyak ini, mau nangis aja rasanya." Sekilas Jaemin melirik Jeno dibawah sana. Anak itu tersenyum lebar. Perasaan Jaemin dan Jeno kurang lebih sama. Sangat bahagia bisa mendapat cinta yang berlimpah dan sambutan hangat. Mengingat masa lalu mereka yang kelam, selalu diacuhkan dan dipandang sebelah mata.
"Jeno kamu denger sesuatu ngga?"
"Apa?"
"LEE JENO! LEE JENO! LEE JENO! I LOVE YOU!!!!"
"Cie yang fansnya banyak," tangan jahil lalu Jeno membekap mulut Jaemin gemas. Anak itu masih berada diposisinya. Bersandar pada bahu Jaemin.
"Na kamu tau ngga?"
"Engga."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Missing Puzzle Piece
Fiksi Penggemar"Aku akan selalu ada disampingmu. Mengiringi langkahmu seperti bayangan yang tak mungkin meninggalkan tuannya, barang sedetik." Fanfic ini terinspirasi dari dreamies dan persahabatannya yang kompak, terutama Jeno dan Jaemin. Kalau kalian mau tahu c...