#23

433 61 0
                                        

Image by pinterest



Don't forget to hit the star

Have you hit it?

Ok, let's get started



Mengaminkan permintaan anak-anak tempo hari lalu, Jaemin membawa Jeno ke mansion milik keluarga Chenle. Jeno tidak bisa untuk tidak kagum setelah sampai disana. Maklum baru pertama kali masuk mansion. Lagipula itu tempat tinggal kelewat luas, dari gerbang depan sampai ke pintu rumah saja memakan waktu sekitar sepuluh menit, itupun kalau ditempuh dengan sepeda. Disekitar rumah itu terdapat halaman yang luas dengan lapangan golf, kolam renang nan luas, taman luas, pokoknya semua serba luas. Belum lagi keberadaan jalur untuk berkuda, lapangan helicopter, parkiran mobil yang rasanya sudah seperti hanggar.

Belum lagi selesai kagumnya, Jeno sudah dipaksa lagi untuk menganga. Didalam rumah Chenle dilapisi dengan interior nan mewah, kolam renang indoor juga ada, satu lagi ada lift juga ada didalam rumah itu. Pokoknya rumah itu kelewat mewah. Rasanya seperti hotel saja.

"Na ini rumah beneran punya orang?"

"Na kapan sih sampainya? Aku capek," keluh Jeno sekali lagi. Anak itu lelah, rasanya sama seperti ketika mengitari Sungai Han.

"Sabar No, itu pintunya udah keliatan."

Benar saja, sesaat kemudian keduanya sampai. Dan benar apa kata Chenle tempo hari lalu, anak itu sudah menyiapkan sebuah studio. Bukan studio ala kadarnya, melainkan studio yang lengkap dengan berbagai jenis alat musik didalamnya. Ada juga studio rekaman disana, memang bukan kaleng-kaleng. Oh iya, ada stand makanan juga disana yang didesain mirip cafetaria, tempat main game, kursi pijat dan masih banyak lagi. Katanya sih supaya teman-temannya betah.

Oh iya ngomong-ngomong Jaemin tadi sampai membuka google map demi menemukan studio itu. Meski bukan yang pertama untuk Jaemin, tapi kan studio itu bangunan baru. Dan saking ruwetnya rumah gedongan Chenle, disana bangunan disini bangunan. Kadang Jaemin sendiri berfikir, apakah bangunan sebesar ini semua ditempati?

"Buset ya Le seumur-umur gue baru liat rumah segede ini. Gila sih ini rumah apa hotel? Lengkap banget. Oh iya, lo ngga mau buka stand baju disini? Biar jadi mall sekalian," Jeno yang sedikit kesal karena terlalu lelah jadi berkata random.

"Hahahaha," Chenle hanya terbahak menanggapi ocehan konyol Jeno. "Ini karena Jeno kesini berarti dia mau dong jadi megang gitar?"

Jeno mengangguk. Dasarnya anak itu suka musik dan itung-itung untuk melatih lagi keterampilannya bermain gitar.

"Hore!!!" Seperti anak kecil, Jisung sangat antusias. Melihat anggukan Jeno barusan membuat Jisung berlari menuju Jeno, meninggalkan game yang dimainkannya sejak tadi dari bersama Haechan.

"Yes gue menang!" Itu kemenangan pertama Haechan. Coba saja Jisung tidak tiba-tiba lari tadi, Haechan sudah pasti akan menelan pahitnya pil kekalahan, lagi.

My Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang