#34

435 47 11
                                    

Images by 

instagram nct_dream

pinterest





"Dengan berat hati harus kami sampaikan bahwa sel kanker kembali aktif dan berkembang dengan sangat cepat. Perkembangannya tak terpantau sampai akhirnya bisa separah ini. Kami benar-benar minta maaf."

"Apakah anak kami masih bisa bertahan?"

"Hanya tinggal beberapa waktu saja. Namun kalau bicara tentang kesembuhan, kita lebih baik berpasrah saja meski kemungkinan itu selalu ada. Tetapi secara medis kami sudah tidak bisa lagi membantu."

Setidaknya begitulah hasil pembicaraan kedua orang tua Jeno tadi. Terkejut, tak bisa berkata-kata lagi ketika Jeno mendengar penjelasan dari Donghae. Bahkan Yoona sampai drop dan juga harus dirawat mendapati kondisi putranya yang sangat parah. Maksudnya ibu mana yang hatinya tidak hancur mendengar bahwa anak yang sangat dicintai mendapat vonis semengerikan itu?

Rasanya Yoona ingin sekali menggantikan posisi Jaemin. Menanggung segala sakit yang dirasakan.

"No, aku dimana?"

Secercah harapan kembali muncul kala suara khas Jaemin menyapa gendang telinganya. Senyuman Jeno terbit juga, seperti mentari ditengah-tengah awan mendung yang mendominasi. "Rumah sakit, Na. Tadi kamu pingsan."

"Ayo kita pulang, aku udah sembuh kok."

Senyuman itu, Jeno tahu hanyalah untuk menutupi keadaan yang sebenarnya. Hanya untuk meyakinkan Jeno bahwa Jaemin baik-baik saja meski nyatanya sebaliknya. Tak bosan mengingatkan, Jeno adalah Jeno yang tahu segalanya tentang Jaemin. Jadi percuma saja mau disembunyikan seperti apapun Jaemin tak akan bisa lolos.

Walau Jeno sendiri juga tak paham mengapa Jaemin bisa lolos semudah itu ketika menutupi penyakitnya.

"Ngga Na."

"Ayo kita pulang No, ayo! Aku udah sembuh kamu ngga liat?"

"Na jangan keras kepala!"

"Aku mau pulang pokoknya pulang!" Jaemin sudah berhasil melepaskan selang infusnya kali ini dan bersiap untuk melompat dari ranjangnya.

"JANGAN EGOIS KAMU!"

Jeno terpaksa mengeluarkan nada tingginya. Jaemin menatap Jeno nanar dan dibalas serupa oleh Jeno. Meski hati sakit namun rasa kesal lebih mendominasi Jeno. Jaemin sudah separah ini dan Jeno yakin anak itu pasti telah menyembunyikan fakta ini sendirian. Dan tunggu dulu, apa ini? Kedua mata Jeno basah ketika beradu dengan wajah pucat Jaemin. Asalkan kalian tahu, Jeno itu sangat sulit untuk menangis tapi pertahanannya kali ini sangat lemah. Dan mau tak mau harus runtuh.

"Jeno?"

Anak itu membuang muka ketika Jaemin mau menangkup wajah dan menghapus air matanya. Entah mengapa Jaemin merasa hatinya seperti dihujam ribuan belati nan tajam kala menatap Jeno. Miris dan kesal pada diri sendiri. Jaemin telah ingkar dengan janjinya sendiri untuk tidak membuat Jeno menangis seperti ini.

"Jeno? Jeno maafin aku," cicit Jaemin kala melihat punggung Jeno yang kian menjauh. Anak itu pergi meninggalkan Jaemin sendiri. Dan anak manis itu pun tidak berniat untuk mengejar, membiarkan Jeno pergi karena Jeno pasti butuh ketenangan.

Jeno yang berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil menangis tak peduli lagi dengan atensi orang-orang yang terarah padanya. Masa bodoh. Pokoknya Jeno kesal, kecewa dan marah. Terlebih pada diri sendiri yang dirasa tak becus menjaga sahabatnya, Jaemin.

My Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang