#13

496 76 8
                                    

Akhirnya hari Selasa datang juga!! Ada yang udah nungguin?

Cuss lah langsung aja, tapi jangan lupa pencet bintangnya ya.... sama komen sekalian biar seru^^

Aku tuh sebenarnya seneng loh bacain komen dari kalian, jadi sekali lagi aku ingetin jangan lupa komen. Dispam komen kalau bisa wkwkwkwk...



Meski merasa senang tapi harus diakui juga bahwa Jaemin merasa aneh dan sedikit canggung. Hari ini anak itu kembali masuk sekolah setelah beberapa hari absen. Kembali ke sekolah setelah tempo hari ayahnya mengucapkan sumpah serapah dan berkoar-koar untuk tidak mengijinkan putranya menginjakkan kaki di sekolah itu lagi.

Itulah yang membuat Jaemin khawatir. Pasti anak-anak nantinya akan mem-bully dirinya lagi. Membuat hidupnya tak tenang.

Dan benar saja suara-suara tak mengenakkan itu kembali ia dengar sejak kedua kakinya memasuki gerbang sekolah. Tatapan-tatapan tidak suka dan mengintimidasi menyambut kembalinya Jaemin. Mereka semua menatap Jaemin seperti musuh.

"Eh dia balik lagi dong."

"Idih jilat ludahnya sendiri tuh bapaknya dia."

"Ih ngga malu apa kemarin koar-koar sampe ngancem mau ambil jalur hukum."

Kedua mata Jaemin otomatis terpejam. Menahan kata-kata yang menusuk kedalam hatinya. Sebenarnya menyakitkan, tapi Jaemin pasti bisa. Toh juga ini maunya Jaemin untuk tetap tinggal. Jadi mau seperti apapun tetap harus dijalani.

Tubuh Jaemin tiba-tiba terhenti di koridor. Bukan tanpa sebab, tangan Lee Junseok mencegahnya. Lalu dengan beribu tanya, Jaemin menatap anak itu. Jaemin bertanya kenapa tapi Junseok malah sibuk membuka tasnya. Mengeluarkan sesuatu dari sana.

Earphone.

Junseok lalu memasangkan dua benda berwarna putih kedalam telinga Jaemin. Memainkan sebuah lagu dari ponselnya. Kini Jaemin tahu, Junseok hanya tak ingin dirinya mendengar segala bentuk cacian dan makian dari orang-orang.

Lee Junseok melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Jaemin sangat terkesan.

Junseok benar-benar menepati janjinya pada Yoona untuk melindungi Jaemin.

"Suka sama lagunya?"

Jaemin mengangguk senang. Tak perlu lagi dirinya mendengar gunjingan itu karena telinganya sudah dipenuhi oleh alunan musik yang berasal dari ponsel Lee Junseok. Sebuah lagu yang diam-diam menyimpan makna yang mendalam bagi keduanya. Missing puzzle piece.

"Makasih Jun."

Mulai detik ini juga Junseok akan senantiasa berjalan disamping Jaemin. Kemanapun Jaemin berada, Junseok akan senantiasa ada. Junseok akan menjadi tameng untuk melindungi Jaemin dari depan belakang kiri kanan atas maupun bawah. Pokonya Junseok akan melindungi Jaemin dari segala penjuru.

Awas saja jika ada yang berani menyentuh Jaemin seujung rambut atau kuku. Tentu Junseok tak akan tinggal diam.

"Eh Jaemin, masih nongol aja. Katanya mau cabut lo?"

Ini lagi, tiba-tiba Hansol mencegatnya sambil berkata dengan nada sarkas. Sengaja mengundang keributan.

"Le, Chan, Sung sini deh. Ada kabar gembira, sahabat lo nih masuk sekolah. Padahal kalau ngga salah bokapnya koar-koar buat mindahin dia," Jaehyuk yang turut berada disana menambahkan. Memanas-manasi keadaan.

Dasar provokator!

"Minta gue gampar lo?" Haechan menjawab dengan nada tak terima.

"Kita udah ngga sudi anggap si aib ini teman. Jijik tau ngga?!" Chenle menambahkan. Sedangkan Jisung yang berada disana hanya diam. Ekspresinya sulit dibaca.

My Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang