Gadis dikepang satu itu menangis sesegukkan ia berusaha menahan isakkannya dengan membekap mulut dan menutupi wajahnya sendiri. Masih dengan seragam yang melekat ditubuhnya karena habis pulang sekolah, tadinya ia berniat mengambil air tapi malah melihat adegan tidak pantas yang melibatkan sang kekasih dan kakaknya sendiri.
Air matanya tumpah saat melihat sang kekasih yang dinanti sedang berciuman dengan kakaknya sendiri. Lisa tidak bisa menerimanya dan sesengukkan dibelakang sofa, awalnya ia tak pernah curiga sang kekasih— Kim Taehyung selalu izin ke toilet saat mampir ke rumahnya tapi saat Lisa tak sengaja melewati dapur dan melihat Taehyung sedang bercumbu dengan kakaknya sendiri Lisa merasa hancur.
"Kau dengar itu?" Taehyung menarik wajahnya dari Jisoo, otomatis tautan bibir keduanta terlepas.
Jisoo menggeleng tak mendengar apapun, "Kurasa tidak ada hanya angin mungkin" Jawabnya acuh lalu kembali melingkarkan tangannya dileher pemuda tampan dihadapannya dan melanjutkan ciuman yang sempat tertunda.
"Hiksss..." Lisa membekap mulutnya kuat-kuat, jangan sampai dua orang yang sibuk bercumbu itu mendengarnya, tapi sayang Taehyung kembali terusik dan menghampiri satu-satunya sofa yang menjadi sumber suara isakkan itu.
Taehyung dan Jisoo terperangah bersamaan karena mereka sepakat memergoki seseorang yang mengintip mereka. Jisoo menutup mulutnya dengan kedua tangan sementara Taehyung membulatkan matanya terkejut.
"Lisa?"
Lisa mengusap air matanya dan berdiri mengulas senyum seolah baik-baik saja, "Maaf mengganggu kalian, aku permisi" Pamitnya hendak pergi tetapi baru melangkah Taehyung menahan lengannya dan membisikkan kata maaf.
"Maaf Lisa" Bisiknya pelan sekali tepat ditelinga gadis itu.
Lisa melepaskan tangan Taehyung dari lengannya, "Untuk apa?" Jawabnya dengan tatapan nanar berkaca-kaca, sangat kecewa.
"Aku tidak sengaja, aku tidak bermak—"
"Sayang...biarlah ini bukan salahmu, ini salahnya yang memiliki wajah tak semenarik wajahku" Jisoo meraih lengan Taehyung didepan mata Lisa, menyenderkan kepalanya dibahu pemuda itu lalu mengukir senyum remeh yang ditujukan pada Lisa.
Lisa tidak bisa berkata-kata, tenggorokkannya tercekat. Kekasih yang dicintainya sepenuh hati terlihat menurut dan patuh bahkan tak menghindar dari Jisoo. Dengan tangannya yang lain, Jisoo mendorong Lisa pelan seolah gadis itu hanya bakteri tak berarti. Bukankah itu perlakuan pantas untuk seorang anak tiri?
"Maaf Lisa, kau terlalu naif dan membosankan. Kau itu polos dan bodoh, tentu tidak setipe dengan gadis yang diinginkan Taehyung" Ujar Jisoo sinis kemudian merangkul Taehyung, berpindah ke hadapan pemuda itu lalu menarik tengkuknya dan mengulang adegan ciuman mereka secara singkat.
Lisa menaham isakkannya, tangannya mengepal kuat-kuat hingga kuku-kukunya menggores permukaan kulitnya sendiri. Ini kelewatan, dulu Jisoo selalu mengambil mainan Lisa karean status Lisa yang hanya anak angkat dari panti asuhan. Lisa mengalah dan tidak mengadukan pada ayah mereka, saat Jisoo mendorongnya ke selokan hingga terluka dan berdarah saat usianya 7 tahun Lisa juga menutupi kejahatan keji Jisoo dengan mengatakan kalau ia jatuh sendiri karena kurang hati-hati.
Jisoo menarik wajahnya dari Taehyung dan mengusap bibir pemuda itu yang sedikit membengkak, ia kembali menatap Lisa diikuti dengan tawa yang dibuat-buat. "Kau tidak akan bisa melakukan hal ini’kan Lisa?" Ejeknya lalu maju selangkah ke hadapan Lisa dan mencengkram bahu gadis itu. Taehyung sendiri hanya bisa menunduk dan merasa bersalah pada kekasihnya, ia jelas sangat salah.
"Lisa dengar ya, sampai kapanpun posisimu selalu ada dibawahku. Mau otakmu jenius sekalipun kau tetap berada dibawah kakiku, kau tidak akan pernah melampauiku. Sadarlah" Jisoo menepuk pelan pipi Lisa, bukan sebuah tamparan melainkan sebuah ejekkan yang sangat melukai hati Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfiction✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...