"Babe..kemari, sini" Jungkook memanggil Lisa dengan suara lemahnya, bibirnya itu melengkungkan senyuman kecil sambil berusaha menarik Lisa sekuat tenaga yang ia punya.
Rasa sakit dan nyeri dikepalanya tidak bisa Jungkook tutupi dengan senyuman, ada kalanya Jungkook mau menangis seperti saat ini ketika melihat Lisa dengan penampilan secantik ini. "Babe, ka-kau se..dang sakit?" Tanya Jungkook mencemaskan Lisa yang seketika langsung menangis penuh derai air mata.
Lisa kembali duduk dan kali ini langsung memeluk Jungkook dengan hati-hati, menempelkan pipinya ke dada bidang Jungkook yang dibalut baju rumah sakit. Lisa menangis sebisa air matanya keluar, sesekali mengusap hidungnya yang berair menggunakkan ibu jari.
Sebisa mungkin Jungkook mengangkat tangannya berpindah mengusap kepala Lisa, seluruh tubuhnya nyaris lemas dan sebagian besar otaknya fokus terisi oleh rasa sakit dibagian belakang kepala.
Jungkook tidak akan melakukannya kok, mengatakan bahwa ; Hah? Kenapa aku disini, aku siapa? Aku dimana? Apa yang terjadi?
Pria Jeon itu masih ingat seperti apa kejadian kronologinya, bagaimana cara Jisoo mencoba mendorong Lisa agar jatuh ke tangga lalu ia menyelamatkan wanitanya juga bayinya.
"Babe, babe!" Serunya berusaha heboh meski terdengar seperti lirihan saja tetapi mampu membuat kepala Lisa terangkat dan pandangan matanya bertatapan dengan Jungkook, hanya untuk Jungkook.
"Waeyo kookie-ya, kau sakit?"
Jungkook memajukan bibirnya sebagai isyarat bukan kemudian pria itu menuturkan apa yang ingin dia utarakan tadi. "Perutmu menonjol"
Semburat kemerahan langsung nampak menyeruak dikedua pipi Lisa, sudah jelas wanita itu malu. Bukan karena perutnya yang memang terasa sedikit membesar tetapi karena sesuatu yang lain.
"Kookie~" panggilnya dengan senyum manis hingga matanya menghilang karena terpejam akibat pengaruh dari kantung mata yang membengkak kebanyakan menangis itu.
"Yes Babe?"
"Tolong gunakan frasa yang lain, jangan disebut menonjol karena itu..itu..itu ambigu" Ujar Lisa saat dirinya merasa malu ditambah Jungkook menatapnya seolah biasa saja.
Lalu tak lama Jungkook mengulum senyum, ada keinginan untuk menarik Lisa dan memeluknya tetapi tubuhnya lumayan lemas sehingga hanya mampu berbicara dengan nada lirih seadanya saja terlebih jangan tanya soal nyeri luar biasa pasca selesai operasi beberapa jam yang lalu.
Jungkook mengulurkan tangannya, ia hendak meraih pipi Lisa dan wanita itu peka. Lisa mendekatkan wajahnya ke arah Jungkook karena posisinya saat ini ialah duduk ditepi ranjang, Lisa mendekat ke wajah Jungkook hingga napas mereka saling menerpa satu sama lain.
Pria itu mengisyaratkan supaya Lisa lebih dekat lagi dan Lisa mengangguk sebagai jawaban kemudian lebih dekat lagi, mendekat dengan hati-hati. Jungkook memajukan bibirnya dan mengecup lembut bibir Lisa.
Wanita itu nyaris tersentak tapi kemudian yang terjadi malah air matanya berderai, Lisa menangis sesenggukan. Lisa takut kalau suatu hari Jungkook akan pergi darinya, Lisa takut ketika sekedar memikirkan atau membayangkannya.
"Cup cup cup Babe, kenapa kau menangis?" Jungkook berdecak iri, "Padahal yang sakit disini aku, bukan dirimu" Lanjutnya memberi upaya menghibur Lisa sembari mengusap pipi basah wanita itu secara bergantian.
"Hikss...kookie-ya ja-ngan ting-gal-kan akh-khu" Lisa memohon sambil menahan tangisannya yang tidak mau berhenti, Jungkook jahat sekali masih bisa tersenyum dan sempat-sempatnya mencuri kecupan bibir Lisa.
"Babe..babe, bebekku bagaimana?"
"Aisshh! ber-henti tanya soal mainan itu!" Lisa makin meraung dan meremas baju Jungkook tepat didadanya, air matanya juga jatuh membasahi sedikit baju yang Jungkook pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfic✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...