Semua terjadi begitu saja, hujan dan kotor. Entah berapa kali kendaraan yang melintas dan mencipratkan air genangan ke seorang wanita yang berjalan dipinggir trotoar menembus hujan. Masih dengan menenteng high heels tetapi kali ini terdapat sebuah tas selempang kecil tahan air disalah satu bahunya.
Lisa tak lagi bisa membedakan mana air mata dan mana air hujan, bibirnya dan wajahnya pucat pasi kedinginan. Tatapannya kosong, tujuannya saat ini tidak tau kemana. Dia tidak punya siapa-siapa lagi.
Tidak ada ayah, ibu, atau kekasih. Dia hanya seorang diri, ah dia tidak benar-benar sendiri. Ada janin milik seseorang didalam perutnya sama seperti Jisoo yang juga sedang mengandung juga.
Tunggu, Jisoo mengandung?
Lisa menghentikan langkahnya, dia seperti mendapatkan sesuatu untuk melakukan perlawanan lebih jauh dan mengakhiri ini. Seandainya Jungkook tidak pernah ada, itu mustahil tetapi Lisa tidak akan memaafkan pria itu dengan mudah, apapun alasannya.
Wanita itu mengulurkan tangannya, menghentikan sebuah taksi yang melintas lalu lekas masuk ke dalamnya.
"Jalan Seoul side 3, segera ya Ahjussi" Ucap Lisa datar dan dingin, wanita itu meraih seatbeltnya lalu menariknya untuk dipakai.
Air matanya jatuh begitu saja, kenangannya bersama Jennie terlintas membuat ia tak kuasa menahan tangis yang mau pecah lagi sejak tadi. Dia punya permusuhan dengan seatbelt, Jennie selalu menertawainya karena itu.
"Tidak ada cinta lagi, dia sudah mengambilnya lalu menjatuhkanku. Setidaknya kalau bertahan, itu karena janjiku pada aunty untuk membuktikan segalanya dan memberitahu apa yang terjadi padanya-yang sebenarnya" - Lisa bicara sendiri kepada hatinya, sedikit rasa hangat mengingat masih ada satu orang yang tulus menyayanginya yaitu Jennie.
Lisa harap Jennie baik-baik saja, Lisa harap Jennie menurut padanya.
"Aku sayang padamu, aunty" Gumam Lisa pelan sekali sampai hanya ia yang mengetahui apa yang ia gumamkan.
Punggungnya menyender pada sandaran jok mobil, Lisa mengusap perutnya ia berbicara pada janin miliknya didalam sana. "Maaf, Ayahmu brengsek sekali tapi aku mencintainya. Jangan khawatir, aku akan berhenti setelah memberikan pelajaran pada Jisoo lalu kita hidup bahagia berdua"
Anggaplah tujuan Lisa membalaskan dendamnya dan tetap bertahan bukan karena Jungkook tapi karena Jennie, aunty-nya..dia sudah berjanji akan memberitahukan semuanya nanti disaat yang tepat.
"Aww!" Jennie meringis, ia menarik jarinya yang teriris pisau saat sedang memotong wortel.
Pria disebelahnya yang tadi sibuk dengan cumi-cumi itu bergegas menghampiri dan langsung menghisap darah yang keluar dari telunjuk sang kekasih-eh bukan! bukan kekasih lagi, tetapi istri.
Yoongi merebut pisau itu dari Jennie lalu melemparnya ke dalam kotak sampah, berani sekali pisau itu melukai orang yang ia kasihi juga cintai.
"Ah kenapa dibuang Oppa?" Cebik Jennie merengut sebal, "Aku yang tidak hati-hati makanya teriris sedikit bukan salah pisaunya"
"Sesuatu mengganggumu?" Tanya Yoongi to the point, Jennie mengangguk kecil sebagai jawaban.
"Apa itu?" Tanya Pria bermarga Min itu lagi.
Jennie menghela napas, ia meluruskan pandangannya dan tersenyum kecut. "Lisa, Lisa tidak baik-baik saja."
Benar, ikatan batin yang tercipta diantara Jennie dan Lisa tak bisa diputuskan sekalipun mereka dipisahkan oleh jarak karena Yoongi membawa Jennie tinggal bersamanya di California, jauh dari hal-hal yang bisa membuat mereka bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfic✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...